Orasi Ilmiah Prof. Maman Suratman: Struktur Pelaku Ekonomi Indonesia, Lemah dan Rapuh, Simak Alasannya

- 2 Februari 2024, 10:17 WIB
Pror. Dr. Maman Suratman dan isteri saat pengukuhan dan pelantikan dirinya selaku Guru Besar ilmu manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Widyatama di Bandung.
Pror. Dr. Maman Suratman dan isteri saat pengukuhan dan pelantikan dirinya selaku Guru Besar ilmu manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Widyatama di Bandung. /Ofhar/

Pola Kemitraan Usaha

Bangun Sumber Daya Manusia SDM) Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dapat dilakukan melalui kemitraan. Menurut data dari Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2019 terjalinnya kemitraan Usaha Mikro Kecil (UMK) dengan Usaha Menengah Besar (UMB) baru mencapai 7%. Program kerjasama dalam berbagai pola kemitraan antara pengusaha mikro kecil dengan usaha besar/menengah (BUMN, Swasta, Koperasi) memegang peranan penting.

Dengan berbagai pola kemitraan baik dalam usaha dengan sektor ekonomi yang sejenis maupun lintas sektoral diharapkan masing-masing pihak dapat membentuk sebuah sistem kerja yang harmonis dan menyeluruh.

Baca Juga: Herman Muchtar Terpilih Secara Aklamasi jadi Ketua GIPI Jabar

Sehingga mekanisme dan kerja tersebut dapat saling menunjang untuk berkembang dan saling menguntungkan, yang pada akhirnya dapat memperkokoh perekonomian nasional sesuai dengan pasal 33 Undang Undang Dasar 1945.

Dalam suatu sistem ekonomi setiap pelaku ekonomi akan mencari atau pun membentuk jaringan hubungan antara satu dengan lainnya dan pada akhirnya akan menciptakan pasar atau berhadapan dengan bentuk pasar. Dalam sistem ekonomi pasar, para pelaku ekonomi dalam jaringan hubungannya akan berusaha untuk menentukan posisinya.

“Demi mencapai tujuan usaha, maka masing-masing pihak terdorong untuk menggunakan faktor-faktor produksi secara optimal dan efisien. Dalam kondisi demikian, interaksi ekonomi antar pelaku ekonomi akan mendorong pemisahan kekuatan,” kata Prof. Maman Suratman yang lulus sarjana S-1 dan S-2 nya dari Universitas Pajajaran, Bandung itu.

Bagi pelaku-pelaku ekonomi yang kuat akan lebih dominan dalam menikmati kondisi pasar maupun penggunaan sumber daya ekonomi, sehingga menjurus kepada kegiatan eksploitasi kepada pihak yang lemah.

Baca Juga: Dapatkan Hadiah Spesial dari Kode Redeem ML Hari Ini Selasa 30 Januari 2024

Kekuatan dan kelemahan bargaining position satu pihak dalam kemitraan dapat disebabkan banyak faktor yaitu dapat bersifat internal, meliputi aspek manajemen, permodalan, teknologi, pemasaran, sumber daya, maupun eksternal meliputi aspek struktur pasar, kebijaksanaan pemerintah, kondisi lingkungan dan informasi usaha.

Halaman:

Editor: Otang Fharyana

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah