800 Peserta Ikuti Seminar Marketing Kerjasama INKOPA Widyatama dengan Mark Plus dan PT Erlangga

9 Maret 2024, 21:05 WIB
Seminar Marketing kerjasama Inovasi & Korporasi Akademik (INKOPA) Widyatama berkolaborasi dengan Markplus dan PT Erlangga . /

SABACIREBON --  Inovasi & Korporasi Akademik (INKOPA)  Widyatama bekerjasama dengan Markplus dan PT Erlangga sukses menyelenggarakan seminar marketing dengan tema “Menuju SDGs, Gen-Z, dan Metaverse” di gedung GSG Kampus Universitas Widyatama, Bandung, Sabtu lalu.

Seminar diselenggarakan dengan maksud  mengajak seluruh insan pendidikan dan professional Indonesia dapat lebih mengembangkan kreativitas, inovasi, kewirausahaan, marketing dan kepemimpinan (CI-EL).

Materi seminar tersebut juga dinilai penting untuk diketahui peserta bagaimana CI-EL  menggantikan cara-cara lama yang lebih mengedepankan produktivitas, perbaikan, profesionalisme, dan manajemen (PI-PM).

Baca Juga: Kinerja Sektor Perbankan di Jabar Tumbuh Positif. Kedua Terbesar setelah Jakarta

Perubahan cara itu bertujuan  agar pelaku usaha  bisa memiliki keunggulan bersaing dalam menghadapi era pemasaran baru di tahun 2030.

Seminar marketing ini dihadiri lebih kurang  800 peserta terdiri dari mahasiswa Widyatama baik program S3. S2 maupun S1 serta peserta eksternal (ASN), Perusahaan industry, Perbankan serta SMA/SMK).

Bertindak selaku narasumber pada seminar itu Hermawan Kartajaya selaku founder dan chairman dari M Corp dengan moderator Prof. Dr. Zulganef, Guru Besar Ilmu Manajemen Universitas Widyatama.

Baca Juga: Pertumbuhan Animasi di Indonesia Diprediksi Semakin Masif

Dalam pemaparannya, Hermawan Kartajaya menyampaikan tahun 2024 semua pihak harus menjadi penggerak ekonomi termasuk Widyatama, yaitu bahwa marketing sesungguhnya seb uah kemampuan  mengimpelementasikan strategi, taktik dan value.

Masa depan tidak bisa distop alias unstoppable dan tidak ada siapa pun yang mampu menghentikannya. Oleh karena itu, pemasar harus menyiapkan strategi adaptif untuk menghadapinya, khususnya untuk masa paling dekat, yakni tahun 2030.  

Menurut Hermawan, tahun 2024, pemasar tidak boleh terjebak hanya memikirkan politik – mengingat politik sebagai pilihan masing-masing – tetapi harus memikirkan juga strategi keberlanjutan dan imersif. Keberlanjutan ini mengacu pada SDGs yang terdiri dari lima pilar, yakni People, Planet, Prosperity, Peace, dan Partnership.

Baca Juga: Kolaborasi Jabar Digital Academy AWS dan Alkademi: Meningkatkan Kemampuan Digital

Sekarang banyak merek besar sudah mengarah pada prinsip-prinsip SDGs. Oleh karena itu, merek-merek kecil termasuk UKM sebaiknya juga mulai mengarahkan diri ke sana.

Hermawan berpesan, jangan menunggu menjadi besar dulu dan baru ikut SDGs karena ini merupakan syarat keberlangsungan usaha di masa mendatang. Kesadaran ini pun sudah mulai terjadi di kalangan masyarakat konsumen, terutama generasi Z yang peduli pada keberlanjutan tersebut.

“Bila kita tidak peduli pada green dan impact, tidak seorang pun akan peduli pada bisnis dan produk Anda. Tidak seorang pun akan melakukan investasi pada bisnis Anda, dan bahkan konsumen juga tak akan membeli produk bila perusahaan tidak peduli pada green dan impact, Jelas Hermawan.

Baca Juga: Ekonomi dan Keuangan Syariah di Indonesia Kian Maju dan Berkelanjutan

Dia menambahkan, “Itu artinya, kalau kita tidak SDGs, kita akan ditinggalkan oleh para stakeholder utama.”

Hermawan menegaskan bahwa manusia harus bisa mengontrol teknologi. Bila tidak dikontrol, teknologi akan berpotensi menimbulkan kerusakan. “Jangan menolak teknologi. Namun, teknologi harus dikontrol untuk kebaikan,” pintanya.

Hermawan Kartajaya,  memprediksi ada 3 tren utama yang akan memainkan peran penting di panggung pemasaran Indonesia: Sustainable Development Goals (SDGs), Generasi Z, dan Teknologi Metaverse.

Baca Juga: Pemerintah Komitmen Penuhi Kebutuhan Dana Pembiayaan Rumah

Interaksi ketiga isu inilah yang akan menjadi pendorong era baru pemasaran ditahun 2030. Di dalam paparannya, Hermawan mengingatkan ada konsep 12C sebagai transformasi  dan 9 elemen pemasaran yang telah digunakan

Sementara itu Ketua Pengurus Yayasan Widyatama, Roeahartono Roespinoedji pada sambutan acara seminar tersebut menyatakan,  acara  ini merupakan kesempatan yang bagus buat mahasiswa yang dapat belajar di luar kelas sesuai dengan spirit merdeka belajar, mengupgrade diri menambah pengeahuan dan memperkuat kredensial mereka.

Disebutkan,   tema seminar ini juga sangat relevan dengan dunia pendidikan tinggi dimana dituntut untuk berinovasi menciptakan metode-metode marketing dalam memaksimalkan penerimaan mahasiswa baru.

Baca Juga: Pemerintah Komitmen Penuhi Kebutuhan Dana Pembiayaan Rumah

Kedepan Roeshartono  berharap agar kerjasama INKOPA dengan PT Erlangga  dasn  MCrop dapat lebih erat dan lebih besar lagi serta dapat menghadirkan tema-tema dengan kekinian yang relevan.

Dalam pada itu Prof. Dr. Dadang Suganda, Rektor Universitas  Widyatama menyampaikan bahwa  dunia bisnis berubah dengan dratis dikarenakan perkembangan ilmu dan teknologi sangat pesat juga akibat kondisi real di masyarakat dan di dunia   serta adanya perubahan–perubahan yang sangat luar biasa.

Rektor Universitas Widyatama berharap seminar ini bisa mengidentifikasi fenomena pemasaran yang akan terjadi di tahun 2030 serta mengenal strategi taktik dan nilai pemasaran baru.

Baca Juga: Penting Melestarikan Bahasa Sebagai Warisan Bangsa, 11 Bahasa Daerah telah Punah

Sedangkan Dr. Keni Kaniawati selaku Kepala INKOPA mengatakan, seminar marketing menawarkan pengenalan dunia marketing kepada peserta, agar bisa lebih mengembangkan setiap potensinya serta siap menjadi Generasi Z yang andal di tahun 2030.

Diharapkan, tidak ada lagi gegar budaya atau gagap teknologi karena semua konsep pemasaran di masa mendatang dikupas sepenuhnya dalam seminar tersebut. 

Selain itu seminar juga diharapkan  dapat terus memotivasi para para pelaku UMKM/start up/Entrepreneur agar lebih berkembang dan berlomba di pasar nasional maupun internasional, terutama mendorong mereka untuk berambisi membawa nama baik produk-produk lokal ke tingkat global.***

(Keni Kaniawai, Maret 2024).

 

Editor: Otang Fharyana

Tags

Terkini

Terpopuler