"Inkonsistensi ini yang sesungguhnya membuat kerja kabinet jadi tidak menyakinkan. Karena mereka tidak hanya berpikir mengenai pekerjaan mereka, tapi juga berpikir tentang bagaimana memberikan citra yang baik terhadap performa mereka, yang terkadang soal komunikasi saja," katanya.
Selain itu, ada menteri-menteri lainnya yang ketika menjabat mulai dimanja oleh media massa, seperti Menteri BUMN Erick Thohir, yang dikatakan Refly belum apa-apa juga berkampanye. Ada spekulasi yang mengatakan Erick Thohir punya peluang untuk ditarik Partai Nasdem. Karena Jika Gerindra, PDIP, Golkar tidak mungkin, kecuali dijadikan sebagai calon wakil presiden oleh koalisi tiga partai tersebut, sebutnya.
Baca Juga: Dinyatakan Positif Covid-19, 6 Petugas Lapas Perempuan Denpasar Bali dan 34 WBP Diisolasi
Refly menuturkan yang mungkin menjadikan Erick Thohir sebagai nomor satu adalah Partai Nasdem, dengan Surya Paloh sebagai ketua umumnya, yang dirasa oleh Refly tidak mungkin mencalonkan diri sebagai calon presiden.
"Jadi konstelasi masih cair, tapi kalau mau protes sesungguhnya periode kedua ini sebenarnya periode yang tidak jauh lebih baik dari periode pertama dalam hal keseriusan kinerja para menteri," ucapnya.
Sebagai bukti, Refly mengungkapkan Presiden Jokowi yang mengeluh dalam hal komunikasi Undang-undang Cipta Kerja. Jokowi mengeluhkan kemampuan komunikasi para menteri untuk membuat Undang-undang Cipta Kerja diterima oleh masyarakat.
Baca Juga: Hindari Keterlambatan, Penumpang KA Dihimbau Melakukan Rapid Test H-1 Sebelum Keberangkatan
"Ternyata tidak demikian, sesungguhnya saya merasa kok periode kedua ini banyak dikorbankan oleh Presiden Jokowi dan para pembantunya. Mungkin saja mereka tidak berkonsentrasi 100 persen untuk kinerja kabinet, tapi separuh imajinasinya sudah berada di 2024," katanya.
"Di mana kita tahu di 2024 tidak akan ada lagi Presiden Jokowi," ucap Refly Harun mengakhiri.