Refly Harun Menilai Polisi Berlebihan ke HRS: Pelanggaran Prokes Bukan Luar Biasa, Ga Perlu Dikuntit

- 9 Desember 2020, 08:54 WIB
Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun.
Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun. /Tangkapan Layar YouTube/Refly Harun.

PR CIREBON - Terkait kasus penyerangan yang diduga di lakukan oleh anggota FPI kepada kepolisian, yang mengakibatkan sebuah insiden baku tembak di jalan tol.

Sehingga penyerangan tersebut mengakibatkan enam anggota FPI kehilangan nyawa, dan empat orang dinyatakan melarikan diri oleh pihak kepolisian.

Seperti yang telah dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari video yang diunggah Selasa 8 Desember 2020 pada akun YouTube Refly Harun, bahwa peristiwa yang terjadi antara kepolisian dengan anggota FPI sampai mengeluarkan tembakan adalah sesuatu yang berlebihan.

Bahkan, insiden penembakan oleh petugas Polda Metro Jaya terhadap laskar Front Pembela Islam (FPI), mengakibatkan 6 orang laskar FPI meninggal dunia.

Baca Juga: Polisi Berhak Tegas ke Pelanggar Hukum, Dewi Tanjung: Jika Melawan, Bisa Tembak di Tempat

Sedangkan, menurut keterangan Polda Metro Jaya, kejadian tersebut bermula saat petugas tengah mengikuti rombongan Habib Rizieq terkait adanya informasi pengerahan massa saat pemeriksaan di Polda Metro Jaya.

Namun kemudian secara tiba-tiba kendaraan yang berisikan pihak Polri dipepet dan dihadang sampai dikatakan saat penghadangan tersebut anggota FPI mengeluarkan senjata tajam dan senjata api.

Dari situ, muncul sebuah pertanyaan oleh Refly Harun lantas kenapa polisi harus mengikuti rombongan Habib Rizieq jika hanya terkait kasus pelanggaran protokol kesehatan.

"Kenapa harus dikuntit? Ini bukan kasus yang luar biasa, cuman kasus pelanggaran protokol kesehatan, dan tidak terjadi klaster Petamburan," ucap Refly Harun

Baca Juga: Indonesia Mengunjungi Arab Saudi, Mahfud MD Temui Lembaga Antiradikalisme yang Dibentuk Raja Salman

Kemudian saat petugas tengah melakukan pemeriksaan terhadap warga Petamburan yang  dikatakan ada lima orang yang positif Covid-19, namun kelima orang tersebut itu tidak menghadiri acara pernikahan putri Habib Rizieq.

"Kalaupun ada klaster Petamburan, tetap saja kasus ini adalah kasus pelanggaran protokol kesehatan, yang bukan kriminalitas kelas berat, yang sampai menimbulkan korban jiwa dan lain sebagainya," ujar Refly Harun.

Refly Harun pun menilai bahwa perlakuan petugas kepada Habib Rizieq itu terlalu berlebihan.

Hal itu terlihat saat adanya pencopotan Polda Metro Jaya, dan Pemprov DKI yang juga mengikuti cara tersebut dengan mencopot Wali Kota Jakarta Pusat dan petugas-petugas di bawahnya.

"Jadi memang aneh. Kalau yang diselidiki adalah soal pelanggaran protokol kesehatan, kenapa harus dikuntit? Kenapa harus mengikuti Habib Rizieq kemana-mana? Kecuali kalau Polisi menjelaskan ada kasus lain, misalnya Habib Rizieq ingin melakukan kudeta. Kalau itu silahkan dikuntit," ujar Refly Harun.

Baca Juga: Soal Baku Tembak Polisi vs FPI, Husin Shihab: Bisa Saja, HRS Punya 'Laskar Khusus' Dipersenjatai

Jika alasan dilakukannya sebuah penguntitan itu yang didasari karena adanya sebuah informasi pengerahan massa.

"Ya itu juga masih terbilang aneh," ujar Refly Harun

Pasalnya, massa yang akan dikerahkan itu juga jika terjadi pemeriksaan di Polda Metro Jaya.

Dan di Polda Metro Jaya juga sudah disiapkan pasukan yang bahkan dibantu TNI untuk antipasi massa.

"Jadi tidak mungkin massa bisa membludak," pungkasnya

"Oke, mungkin polisi khawatir untuk mengantisipasi agar pengerahan massa itu tidak berlebih-lebihan, sehingga menyebabkan chaos. Walaupun menurut saya, ini juga terlalu berlebih-lebihan," kata Refly Harun.

Baca Juga: Soal Djoko Tjandra, Berikut Kronologi Suap Pengusaha Tommy Sumardi Kepada Dua Perwira Tinggi Polri

Area yang patut dijaga oleh para petugas kepolisian seharusnya adalah area di sekitar Polda Metro Jaya.

"Dan mereka intel-intel Polda harusnya sudah tahu berapa kekuatan Habib Rizieq dan FPI untuk bisa membanjiri Polda Metro Jaya. Apalagi Pangdam Jaya mem-back up," ujar Refly Harun.

Meski demikian, Refly Harun mengimbau agar masyarakat tidak menyalahkan salah satu pihak, dan tetap bersama untuk mencari kebenaran di balik kejadian tersebut.

 ***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: YouTube Refly Harun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah