Network
PR CIREBON - Terkait kasus penyerangan yang diduga di lakukan oleh anggota FPI kepada kepolisian, telah mengakibatkan sebuah insiden baku tembak di jalan tol Jakarta-Cikampek.
Sehingga penyerangan tersebut mengakibatkan enam anggota FPI kehilangan nyawa, dan empat orang dinyatakan melarikan diri oleh pihak kepolisian.
Dari sebuah peristiwa tersebut membuat Politisi PDIP Dewi Tanjung mengeluarkan pendapatnya mendukung langkah tegas yang dilakukan polisi untuk melakukan tembak di tempat atau tegas atas segala bentuk perlawanan pada petugas.
Seperti yang dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari akun media sosial Twitter Dewi Tanjung mengatakan kalau polisi memang diharuskan untuk bersikap tegas pada siapapun yang berjiwa premanisme dan radikalisme.
Baca Juga: Bukan Hanya Fadli Zon yang Diteror Robocall, Haikal Hassan pun Dapat Teror Serupa
Bahkan, Dewi Tanjung pun tidak ingin ada pihak-pihak yang mengintervensi hukum karena itu ketegasan polisi diperlukan untuk mengatasi tindakan melawan hukum.
Sikap tegas pihak kepolisian dengan melakukan penembakan adalah benar, lantaran itu adalah salah satu sikap tegas polisi dalam menegakan keamanan, apa lagi dalam menindak pelanggaran hukum.
"Polisi harus TEGAS kepada Manusia berjiwa Premanisme dan Radikalisme.
Siapapun orangnya Yg melanggar hukum harus di tindak tegas
Apabila mereka melawan Aparat Keamanan harus bertindak Tegas atau TEMBAK Di tempat. Ini negara hukum jangan ada yg mengintervensi hukum di negara ini," ucap Dewi Tanjung.
Polisi harus TEGAS kepada Manusia berjiwa Premanisme dan Radikalisme.
Siapapun orangnya Yg melanggar hukum harus di tindak tegas
Apabila mereka melawan Aparat Keamanan harus bertindak Tegas atau TEMBAK Di tempat.
Ini negara hukum jangan ada yg mengintervensi hukum di negara ini— Dewi Tanjung15 (@DTanjung15) December 7, 2020
Baca Juga: Pertanyakan Kebenaran Tewasnya 6 Laskar FPI, DPR: Betulkah Pembantaian? Ini Harus Dijawab Pemerintah
Namun demikian, isi cuitan tersebut Dewi Tanjung juga tidak mengarahkan pada pihak manapun yang dimaksud melawan hukum, premanisme dan radikalisme tersebut.
