Hidayat Nur Wahid Sebut Sebaiknya Pertemuan Habib Rizieq dan Pemerintah Dipercepat

25 November 2020, 08:56 WIB
Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid: Untuk melanjutkan sintak positif yang sudah ada, Hidayat Nur Wahid sebut sebaiknya pertemuan Habib Rizieq dan pemerintah dipercepat. /ANTARA/HO-Aspri/am/

PR CIREBON - Wakil ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengatakan wacana rekonsiliasi Habib Rizieq perlu dikritisi, karena keadaan saat ini seolah-olah ada suasana perang permusuhan, antara pemerintah dan Habib Rizieq.

"Saya kira keduanya tidak saling memusuhi dan tidak saling memerangi. Bahkan secara terbuka Habib Rizieq sebelum pulang ke Indonesia dan ketika beliau sudah sampai di rumah pun dalam pengajian terbuka, beliau menyampaikan tidak memusuhi pemerintah, tidak memusuhi TNI," kata Hidayat Nur Wahid di kanal Youtube PKS TV.

Bahkan, dia menambahkan, melihat bagaimana Menko Polhukam, Mahfud MD, dalam pernyataan terakhirnya mempersilakan kalau pengikut Habib Rizieq mau menjemput, selama dilakukan dengan tertib, bahkan menyampaikan agar aparat tidak melakukan pengawalan yang berlebihan, tidak perlu ada represif.

Baca Juga: Pengangguran Terdampak Pandemi Capai 7,07 persen, Menaker Sebut Perlu Ada Kebijakan Tepat

Hal itu menurutnya menunjukkan nuansa tidak adanya permusuhan, nuansa tidak ada konflik, serta nuansa tidak ada perpecahan.

"Nuansanya justru yang saya pahami adalah sinyal-sinyal yang sangat kuat untuk membuka hadirnya ukhuwah, hadirnya islah," ujarnya.

Karenanya Hidayat mengapresiasi, terlebih setelah Habib Rizieq sampai ke Indonesia dengan selamat, dan juga disambut dengan damai, aparat pun tidak ada yang melakukan tindakan represif.

Baca Juga: Pengadilan Turki Menambah Terdakwa Baru dari Pejabat Arab dalam Kasus Pembunuhan Jamal Khashoggi

Sampai Habib Rizieq datang ke rumah sebagaimana pesan dari Mahfud MD untuk tidak ada yang melakukan represif sampai Habib Rizieq tiba dengan selamat sampai di rumah.

Di rumahnya Habib Rizieq kembali menyampaikan bahwa dia bukan musuh pemerintah, bukan musuh TNI, dan bukan musuh Polisi.

"Beliau musuh kezaliman, musuh ketidakadilan, musuh korupsi dan lain sebagainya. Jelas jadi posisinya sedemikian rupa, karenanya maka waktu itu saya sudah buat pernyataan terbuka bahwa sangat bagus bila dalam posisi ini Pak Mahfud MD selaku Menko Polhukam, yang sudah memberikan sinyal yang sangat kuat dan dilaksanakan di lapangan tidak ada represif," ucap Hidayat Nur Wahid.

Baca Juga: BSU Guru Honorer Sebesar Rp1,8 Juta Disalurkan, Berikut Dokumen yang Harus Dibawa untuk Pencairan

Dia menyampaikan secara terbuka bahwa sebaiknya Mahfud MD segera bertemu dengan Habib Rizieq, untuk melanjutkan sinyal-sinyal positif yang sudah terjalin.

"Jadi laku politik yang positif untuk menghadirkan betul-betul kondisi kondusif yang sangat bagus, sesuai dengan tadi pesan-pesan semuanya berlaku dengan luar biasa. Saya kira sampai pada tingkat itu, semua orang akan berikan salut ya kepada pemerintah Indonesia, salut kepada TNI, salut kepada Polri, salut kepada Habib Rizieq, semuanya aman, tertib, dan damai," katanya.

Karena itu Hidayat Nur Wahid menganjurkan agar Mahfud MMD menyambut sinyal positif yang sudah terlaksana, dan dilakukan konkrit di lapangan dengan sangat bagus itu agar memastikan hal yang baik ini berlanjut.

Baca Juga: Antisipasi Erupsi Gunung Merapi, Lorong dan Puluhan Stupa Candi Borobudur Ditutupi Terpal

Dia menuturkan sebagaimana Mahfud MD dulu juga bertandang ke rumah Sheikh Ali Jaber yang korban penusukan, dan mendapatkan sambutan yang positif dari masyarakat dan dari umat.

"Sekarang juga demikian, kan beliau sudah mengirimkan sinyal positif dan kemudian disambut dengan baik semuanya berjalan dengan baik. Alangkah bagusnya kalau Pak Mahfud MD melanjutkan itu, sebagaimana beliau dengan Sheikh Ali Jaber untuk bertemu dengan Habib Rizieq. Sayangnya ini tidak terjadi, yang kemudian terjadi malah rusak dengan kasusnya Nikita Mirzani kan?" ujarnya.

Menurutnya karena kasus Nikita Mirzani dimunculkan dan kemudian Ustaz Maaher menyikapi dengan sedemikian rupa.

Baca Juga: Erosi dari Badai Eta Mengungkapkan Bangkai Kapal Tahun 1800 di Pantai Florida

"Terjadi sebuah pembelokan sebab kondisi yang ditambah lagi belakangan munculah kasus Pangdam yang begitu gagah perkasa memerintahkan untuk menurunkan baliho -baliho, yang padahal akan luar biasa kalau beliau justru melaksanakan tugas utamanya, melaksanakan amanah negara," katanya.

Diungkapkan Hidayat Nur Wahid, bahwa Pangdam Jaya sampai dengan sehari setelah pernikahan putri Habib Rizieq, pernyataan Pangdam Jaya masih positif menyatakan bahwa perhelatan kemarin berlaku sesuai dengan protokol kesehatan dan dilaksanakan dengan baik.

"Tapi kan semuanya berubah pada hari Kamis dan hari Jumat, terjadilah kondisi itu. Kalau saya disuruh milih kondisi di mana menghadirkan ukhuwah, menghadirkan kebersamaan, melanjutkan segala sinyal-sinyal positif itu dengan kondisi yang sekarang dimungkinkan terjadinya adu domba, fitnah, suasana tidak kondusif," ucapnya.

Baca Juga: Daftar Harga Emas Hari Ini, Rabu 25 November 2020: Antam Retro Rp891.000 per Gram di Pegadaian

Hidayat menjelaskan kenapa hanya perhelatan Habib Rizieq yang menjadi permasalahan, sedangkan Maulid ada di mana-mana, demo ada di mana-mana, serta terjadi kerumunan terkait Pilkada.

"Jadi kondisinya dibuat secara terbuka ada ketidaksetaraan di depan hukum, ada ketidakadilan, ini tentu sangat mengkhawatirkan," urainya.

Hidayat menyatakan bahwa Pangdam Jaya pun menyatakan Indonesia negara hukum, dan harus menegakkan hukum.

Baca Juga: Satpol PP Jakarta Barat Catat Sebanyak 80 Persen Anak Muda Melanggar Protokol Kesehatan Covid-19

Akan tetapi menurutnya, hukum itu bukan hanya dipahami oleh sekelompok orang. Hukum itu tegas, jelas, dan dalam undang-undang dasar mengatakan keadilan hingga dua kali, yang berarti berlaku untuk semuanya.

"Itulah kenapa saya tetap berharap kemarin ketika ada sinyal dari pihak Pak Wapres melalui jubirnya membuka kemungkinan untuk bisa bertemu dengan Habib Rizieq, langsung saya sambut, itu sangat bagus kalau dilaksanakan, saya sangat mendukung itu," katanya.

Karena Hidayat menambahkan sudah seharusnya Indonesia yang mempunyai sikap bentuk sebagai Negara Kesatuan, NKRI. Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari kanal Youtube PKS TV.

Baca Juga: Bio Farma Jelaskan 7 Langkah dalam Proses vaksinasi Covid-19 Mandiri

"Bukan kesatean ya kesetanan apalagi, harusnya dicari segala upaya untuk melakukan musyawarah. Habib Rizieq sejak 2017 sudah siap kok untuk bertemu, untuk bicara, dan Habib Rizieq ini kan tidak memiliki masalah apapun," ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan Hidayat Nur Wahid, Habib Rizieq ideologinya tetap NKRI, tidak memusuhi Indonesia, dan statusnya sebagai warga negara Indonesia, serta tidak dicabut paspornya, kenapa tidak bisa dilakukan dialog.

"Saya yakin kalau itu dilakukan akan sangat banyak maslahat daripada mudharat. Termasuk kalau kita bicara Covid-19, sangat bisa Habib Rizieq diajak untuk bersama-sama menanggulangi," katanya.

Baca Juga: Putri dan Menantu HRS Tak Penuhi Panggilan Klarifikasi, Polri: yang Tidak Hadir Rugi Sendiri

"Apalagi kan sudah dikatakan dengan rakyat TNI kuat, apalagi dengan ulama. Kenapa justru Habib Rizieq ini tidak dimaksimalkan oleh negara untuk menjadi bagian daripada bukti bahwa negara kita memang negara Pancasila, ada kemanusiaan yang adil dan beradab, ada persatuan Indonesia," ucap Hidayat.

Dia menjelaskan hal itu perlu dihadirkan semua agar seluruh potensi bangsa Indonesia bisa dimaksimalkan untuk saling menguatkan, saling membantu, untuk kemudian mengatasi masalah-masalah yang dihadapi.

"Apakah itu Covid-19, apakah namanya melawan terorisme, melawan korupsi, melawan segala yang Habib Rizieq katakan beliau musuh segala kemungkaran tapi beliau menegaskan bahwa beliau tidak memusuhi negara, tidak memusuhi TNI dan Polri," ujarnya.

Baca Juga: Terjadi Kebakaran di 2 Titik Lokasi Wilayah Jakarta, Belasan Damkar Dikerahkan untuk Padamkan Api

Menurutnya diperlukan keberanian moral dan keberanian konstitusional untuk mengambil prakarsa, karenanya ketika kemudian muncul dari jubir Wakil Presiden Ma'ruf Amin perkataan akan bertemu, Hidayat menyambut baik, karena dari posisi Ma'ruf Amin sebagai Wapres sekaligus posisinya sebagai Ketua Umum MUI, mempunyai dua posisi yang sangat bagus.

"Beliau sangat dekat dengan Pak Jokowi, sekaligus dekat dengan Habib Rizieq Shihab, jadi beliau bisa menjadi jembatan yang sangat bagus karena saya tidak yakin secara prinsip bahwa ini kemudian dianggap sebagai sesuatu yang tidak bisa diperbaiki, saya yakin tidak," jelasnya.

Karena kalau dilihat dari pernyataan para pejabat bahkan termasuk Pangdam sendiri, bahwa kondisinya bolak-balik, hal itu menyatakan bahwa sesungguhnya di pihak pemerintah juga tidak ingin kalau masalah ini kemudian berkembang menjadi sesuatu yang amat sangat tidak kondusif.

Baca Juga: Pengangguran Terdampak Pandemi Capai 7,07 persen, Menaker Sebut Perlu Ada Kebijakan Tepat

Jadi, tambah Hidayat, hendaknya ini diselesaikan segera di tingkat pusat, yang mempunyai inisiatif melakukan itu pemerintah karena dari pihak Habib Rizieq sudah berkali-kali menyampaikan siap untuk berdialog, siap untuk bertemu, dan siap untuk menghadirkan solusi bagi negeri ini. Selain itu proses dialog tersebut dilakukan dengan cara yang saling menghormati

"Menurut saya ya harus lebih cepat lebih bagus, supaya tidak menjadi semakin masuk angin karena banyak pihak yang terus ngompor-ngomporin, menyebarkan miss informasi, fitnah di mana-mana," katanya.

Dia menambahkan tidak ada yang diuntungkan dari situasi yang sedang terjadi sekarang, kecuali pihak yang tidak menginginkan Indonesia menjadi negara yang kokoh, yang tidak menginginkan antara pemerintah dan umat Islamnya bersatu padu, antara TNI dan umat Islam bersatu padu.

Baca Juga: Cari Promo Gajian? Serbu Promo Fantastis dari Shopee Gajian Sale!

"Kita ingin kebersamaan terus berlanjut untuk kemudian kita bisa melanjutkan cita-cita Indonesia merdeka ini, dan mewariskan lebih baik lagi," kata Hidayat Nur Wahid.

 ***

Editor: Irma Nurfajri Aunulloh

Tags

Terkini

Terpopuler