Bantu Gerakkan Roda Ekonomi Lokal, Pengadaan Bansos Jabar Tahap III Libatkan Banyak UMKM

2 November 2020, 16:19 WIB
Ilustrasi Bansos. /Pikobar

PR CIREBON - Pelibatan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), pekerja lokal, dan pesantren, dalam pengadaan dan pengemasan bantuan sosial (bansos) Provinsi Jawa Barat (Jabar) tahap III mampu menggerakkan ekonomi daerah sekaligus meningkatkan daya beli masyarakat.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jabar Mohamad Arifin Soedjayana mengatakan, pelibatan banyak pihak dalam pengadaan bansos Jabar tahap III menghadirkan multiplier effect. Salah satunya meningkatkan daya beli masyarakat.

Bansos Jabar tahap III berupa bantuan tunai dan nontunai senilai Rp 350 ribu. Rinciannya, bantuan tunai sebesar Rp150 ribu, 5 kg beras kualitas premium, 1 kg gula pasir, 1 liter minyak goreng, 1 paket sarden, 1 paket kornet, 500 gram garam, 1 paket vitamin C, 5 buah susu kemasan kotak 200 ml, 4 buah masker, dan 1 buah tas.

Baca Juga: Sempat Absen Sakit, Tersangka Kasus Kebakaran Kejagung Hadir Jalani Pemeriksaan di Bareskrim Polri

"Bansos Jabar tahap III dapat membantu menggerakkan roda ekonomi lokal dan salah satu bentuk upaya pemulihan ekonomi. Tujuh dari 10 komoditi paket nontunai bansos sebagian besar berasal dan produksi Jabar sehingga membantu tenaga kerja dan pelaku usaha Jabar," kata Arifin.

"Yang tunai bisa dibelanjakan untuk kebutuhan sehari-hari, dan turut membantu warung dan pedagang di sekitar masyarakat," imbuhnya, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Humas Jabar.

Arifin mengatakan, dalam pengadaan beras, pihaknya melibatkan Pesantren Nurul Iman dengan menyerap hasil produksi paling sedikit 100 ton. Selain itu, hasil panen petani beras Jabar ditampung, serta melibatkan sekitar 20 penggilingan beras di Jabar.

Baca Juga: Prancis Diminta Hentikan Sikap Tantang Islam, SBY: Hormati Umat Beragama, Jangan Lukai Muslim Dunia

Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) menggandeng peternak sapi perah untuk menyediakan komoditi susu UHT. Ada sekitar 17.500 peternak sapi perah terlibat dalam penyediaan komoditas susu dalam bansos provinsi tahap III.

"Untuk komoditi gula, kami menyerap hasil panen petani tebu di Subang dan Majalengka, paling sedikit sebanyak 200 ton," ucapnya.

"Pun demikian dengan pengadaan komoditi garam. Kami menyerap paling sedikit 400 ton hasil panen petani garam di Cirebon. Termasuk pengadaan masker dan tas dengan memberdayakan UMKM di Jabar," tambahnya.

Baca Juga: Didakwa Terima Suap Rp6 Miliar dari Djoko Tjandra, Napoleon Bonaparte Ajukan Nota Keberatan

Sementara itu, Direktur Utama PT Agro Jabar selaku pengelola komoditi bansos Jabar tahap III, Kurnia Fajar, mengatakan, pengadaan sarden dan kornet sedikit berbeda karena kedua komoditi tersebut diproduksi di luar Jabar.

"Pelibatan dalam komoditi kornet dan sarden hanya sekitar 15 perusahaan. Salah satunya APPSI yang memiliki anggota sekitar 500 ribu. Sedangkan vitamin C karena berbentuk tablet, pengadaannya melalui farmasi TNI AD yang berada di Jabar," kata Kurnia.

"Meski melibatkan banyak pihak di Jabar, tapi kami menerapkan standar, yakni tepat jumlah, tepat waktu, dan tepat mutu. Jadi, mutunya harus SNI, izin beredar BPOM, dan halal dari MUI," pungkasnya.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Humas Jabar

Tags

Terkini

Terpopuler