5 Tips untuk Mengelola dan Memahami Gangguan Panik, Salah Satunya Singkirkan Kemungkinan Lain

- 31 Juli 2020, 16:09 WIB
Ilustrasi stress.
Ilustrasi stress. //Unsplash

PR CIREBON - Setiap orang dengan mudahnya merasa cemas dan sedikit panik, menganggapnya sebagai hal yang lumrah.

Namun, ketika kekhawatiran menjadi berlebihan dan mulai memengaruhi aktivitas sehari-hari, anda bisa saja mengalami gangguan kecemasan.

Berikut PikiranRakyat-Cirebon.com telah merangkum hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengambil tindakan jika anda sering mengalami gejala kecemasan dan serangan panik.

Baca Juga: PJJ Terkendala Kuota Internet, Nadiem Makarim Izinkan Dana BOS Dipakai untuk Membeli Pulsa Siswa

1. Singkirkan Kemungkinan Lain

Kondisi fisik tertentu serta efek samping dari obat-obatan tertentu dapat meniru gejala serangan kecemasan dan gangguan panik, seperti gula darah rendah, gangguan autoimun, gangguan telingan dan jantung.

Sementara itu, obat-obatan dapat menyebabkan gejala seperti pusing, kemerahan, tremor, gelisah, jantung berdebar dan kelelahan.

Mereka yang mengalami serangan panik mungkin akan berpikir mereka mengalami serangan jantung. Hal pertama yang harus dilakukan adala memastikan mereka tidak berpikir seperti itu, karena itu adalah hal keliru.

Baca Juga: Tjahjo Kumolo Beri Isyarat, Benarkah Rencana Pembubaran Lembaga Negara Jilid 2 Segera Dilakukan?

2. Anda Tidak dalam Bahaya

Kecemasan dapat bermanifestasi dalam banyak hal, seperti kecemasan umum, kecemasan sosial, fobia, kecemasan perpisahan, dan serangan panik.

Hal tersebut merupakan reaksi biologis yang normal, cara tubuh untuk mengatakan kepada kita bahwa ada sesuatu yang tidak benar, yang mempersiapkan kita untuk bertindak cepat sehingga kita tetap berada di luar jalur bahaya.

Orang yang terkena serangan panik dan gangguan kecemasan biasanya merasakan hal yang tidak biasa, tidak masuk akal, hingga berpikir sesuatu yang bahaya akan segera terjadi.

Baca Juga: Motif Brigjen Prasetijo Bantu Pelarian Djoko Tjandra Terkuak, Mengaku Ingin Menolong Sesama Teman

Mereka terjebak dalam skenario terburuk dan tidak bisa melepaskannya. 

Satu-satunya cara untuk melepaskan rasa panik tersebut adalah meyakinkan pada diri sendiri bahwa anda tidak dalam bahaya.

Berpikirlah bahwa ketakutan akan bahaya tersebut merupakan alarm palsu. Meski anda berpikir akan menjadi gila, serangan panik akan mereda dalam beberapa menit.

Baca Juga: Banyak Siswa Ngaku Resah Terkait Kuota, Kinerja Kemendikbud Dinilai Lamban Mendukung Pelaksanaan PJJ

3. Bernapaslah dengan Tenang dan Perlahan

Orang-orang yang menderita kecemasan dan serangan panik seringkali mengalami nyeri di dada, yang disebabkan oleh hiperventilasi dan otot-otot tegang di dada sehingga mereka lupa bernapas.

Jika mengalami hiperventilasi, cobalah untuk mengambil napas dalam-dalam dengan tenang dengan cara menutup mulut dan bernapas pelan melalui hidung dengan lembut, selambat mungkin untuk mengembalikan kadar karbon dioksida.

Orang-orang cenderung bernapas dengan cepat ketika mereka cemas yang justru dapat membuat pusing dan menyebabkan lebih banyak kecemasan.

Baca Juga: Cetak Sejarah Baru, Pertama Kalinya Polisi Wanita Bergabung dalam Pasukan Keamanan Haji di Mekkah

4. Pertahankan Pola Makan Sehat

Ketika mengalami kecemasan dan stres, rata-rata orang dapat membantu menguranginya dengan mengonsumsi makanan seimbang.

Menikmati makanan sehat, seimbang, tetap terhidrasi, dan membatasi alkohol serta kafein merupakan langkah pertama dalam membantu meredakan kecemasan melalui diet.

Pastikan untuk tidak melewatkan waktu makan agar terhindar dari penurunan gula darah, yang dapat menyebabkan gelisah dan memperburuk kecemasan anda.

Baca Juga: Chanyeol EXO Siap Kembali Berakting dalam Film Korea Perdananya Bertajuk 'The Box'

5. Kenali Pemicunya

Pemicu tertentu dapat dengan mudahnya membuat kecemasan anda kembali dan memperburuk keadaan, maka untuk mengatasi masalah tersebut perlu dikenali apa sebenarnya yang menjasi pemicu.

Apa yang terjadi adala stres yang meningkat di beberapa titik menjadi luar biasa dan membuat sistem alarm di otak dan tubuh terganggu. Hal itu bisa saja imajiner atau nyata dan masih memicu stres yang sama.

Bagi mereka yang khawatir, pemicunya bisa berupa apa saja yang membuat mereka merasa tidak pasti, seperti terbang, keramaian, atau tekanan di tempat kerja, sementara bagi mereka yang mengalami serangan panik, pemicunya bisa berupa segala jenis perubahan fisik yang dirasakan.***

 

Editor: Nur Annisa

Sumber: Reader's Digest


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah