Mengenal Hormon Testosteron, Dampak Kekurangan hingga Cara Mengatasinya

11 Januari 2021, 14:32 WIB
ILUSTRASI Pria yang kekurangan hormon testosteron.* /Pixabay/EliasSch
PR CIREBON - Testosteron adalah hormon yang ditemukan pada manusia, serta pada sebagian hewan lain. 
 
Pada pria, testosteron dibuat melalui testis. Ovarium wanita juga membuat testosteron, meski dalam jumlah yang jauh lebih kecil.
 
Produksi testosteron mulai meningkat secara signifikan selama masa pubertas dan mulai menurun setelah usia 30 atau lebih.
 
Baca Juga: Imbas Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air, Indonesia Tercatat sebagai Penerbangan Mematikan di Dunia
 
Testosteron paling sering dikaitkan dengan dorongan seks dan memainkan peran penting dalam produksi sperma.
 
Testosteron juga mempengaruhi massa tulang dan otot, cara pria menyimpan lemak dalam tubuh, dan bahkan produksi sel darah merah.
 
Kadar testosteron pria juga dapat mempengaruhi suasana hatinya.
 
Baca Juga: Wamenag Berharap Masyarakat Hentikan Polemik Terkait Vaksin, Wapres Usulkan Fatwa Vaksinasi Covid-19
 
Tingkat testosteron rendah
 
Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Healthline, kadar testosteron (kadar T) yang rendah dapat menghasilkan berbagai gejala pada pria, termasuk:
 
Penurunan gairah seks, lebih sedikit energi, penambahan berat badan, perasaan depresi, kemurungan, percaya diri yang rendah, lebih sedikit bulu tubuh, tulang yang lebih tipis.
 
Baca Juga: Bicara Rusuh di Capitol AS Layaknya Nazi, Arnold Schwarzenegger Sebut Trump Pemimpin Terburuk
 
Sementara produksi testosteron secara alami berkurang seiring bertambahnya usia pria, faktor-faktor lain dapat menyebabkan kadar hormon turun.
 
Cedera pada testis dan perawatan kanker seperti kemoterapi atau radiasi dapat berdampak negatif pada produksi testosteron.
 
Kondisi kesehatan kronis dan stres juga dapat menurunkan produksi testosteron. Beberapa di antaranya termasuk, AIDS, penyakit ginjal, alkoholisme, sirosis hati.
 
Baca Juga: Mabes Polri Bentuk Tim Khusus Pasca Laporan Penyelidikan Komnas HAM, Begini Respon Refly Harun
 
Kadar testosteron terus menurun pada wanita dewasa, namun kadar T yang rendah juga dapat menghasilkan berbagai gejala, termasuk, libido rendah, kekuatan tulang berkurang, konsentrasi yang buruk, dan depresi.
 
Kadar testosteron yang rendah bisa jadi merupakan pertanda adanya masalah pada kelenjar hipofisis. Kelenjar pituitari mengirimkan hormon pemberi sinyal ke testis untuk menghasilkan lebih banyak testosteron.
 
Hasil tes T yang rendah pada pria dewasa bisa berarti kelenjar pituitari tidak berfungsi dengan baik. Tetapi seorang remaja muda dengan kadar testosteron rendah mungkin mengalami pubertas yang tertunda.
 
Baca Juga: Soal Kecelakaan Pesawat, Azis Syamsuddin dan Menko Luhut Desak Pemerintah Perbaiki Mutu Penerbangan
 
Terapi penggantian testosteron
 
Produksi testosteron yang berkurang, suatu kondisi yang dikenal sebagai hipogonadisme, tidak selalu memerlukan pengobatan.
 
Anda mungkin perlu lakukan terapi ini apabila kadar T Anda rendah yang mengganggu kesehatan dan kualitas hidup Anda. Testosteron buatan dapat diberikan secara oral, melalui suntikan, atau dengan gel atau tambalan kulit.
 
Terapi penggantian dapat memberikan hasil yang diinginkan, seperti massa otot yang lebih besar dan dorongan seks yang lebih kuat.
 
Baca Juga: Informasi Terbaru, Tim DVI RS Polri Terima 16 Kantong Jenazah dan 3 Properti
 
Tetapi pengobatan tersebut membawa beberapa efek samping. Termasuk kulit berminyak, retensi cairan, testis mengecil, dan penurunan produksi sperma.
 
Beberapa penelitian tidak menemukan risiko kanker prostat yang lebih besar dengan terapi penggantian testosteron, tetapi ini terus menjadi topik penelitian yang sedang berlangsung.
 
Satu studi menunjukkan bahwa risiko kanker prostat agresif lebih rendah pada mereka yang menjalani terapi penggantian testosteron, namun diperlukan lebih banyak penelitian.
 
Baca Juga: Vaksinasi Dimulai 13 Januari, Luhut: Tiga Bulan akan Kelihatan Dampak Baiknya
 
Testosteron paling sering dikaitkan dengan dorongan seks pada pria. Ini juga mempengaruhi kesehatan mental, massa tulang dan otot, penyimpanan lemak, dan produksi sel darah merah.
 
Tingkat rendah atau tinggi yang tidak normal dapat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik pria.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Healthline

Tags

Terkini

Terpopuler