Hindari Erupsi Gunung Merapi Saat Ini, 1.558 Warga dari Kelompok Rentan Mengungsi

- 15 November 2020, 06:28 WIB
Gunung Merapi pada Jumat, 13 November Mengalami Gempa Guguran Sebanyak 59 Kali: Sebanyak 1.558 warga dari kelompok rentan di Magelang, Klaten, Boyolali dan Sleman telah mengungsi untuk menghindari erupsi Gunung Merapi.
Gunung Merapi pada Jumat, 13 November Mengalami Gempa Guguran Sebanyak 59 Kali: Sebanyak 1.558 warga dari kelompok rentan di Magelang, Klaten, Boyolali dan Sleman telah mengungsi untuk menghindari erupsi Gunung Merapi. /

 

PR CIREBON - Pengungsi letusan erupsi Gunung Merapi saat ini dari kelompok rentan yang telah dievakuasi berjumlah 1.558 jiwa, menurut catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), 14 November 2020.

Daerah asal warga yang dievakuasi terbesar berasal dari Magelang sebanyak 814 jiwa, Klaten 307 jiwa, Boyolali 253 jiwa, dan Sleman 184 jiwa.

Selain itu, hewan ternak yang dievakuasi total 3.066 ekor, berasal dari Kabupaten Boyolali 2.874, Klaten 113, dan Sleman 79 ekor.

Baca Juga: Dampak Topan Vamco di Filipina, 42 Orang Meninggal dan Ribuan Orang Segera Evakuasi

Kesiapsiagaan semua pihak terus dipastikan oleh BNPB, khususnya di tingkat desa, dalam menghadapi ancaman bahaya letusan Gunung Merapi dan juga pandemi Covid-19.

“Ancaman bahaya yang dihadapi tidak hanya erupsi Gunung Merapi tetapi juga pandemi Covid-19 sehingga apa yang harus dilakukan mengacu pada dua hal tadi,” kata Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan saat melakukan konferensi pers di Pusdalops DIY pada Jumat, 13 November 2020.

Disampaikan juga bahwa pihaknya, kementerian, dan lembaga sudah hadir di Yogyakarta.

Warga dari kelompok rentan yang telah mengungsi.
Warga dari kelompok rentan yang telah mengungsi. /RRI

Baca Juga: Ternyata Fahri Hamzah Kunjungi Jawa Timur Demi Resmikan Makam Syekh, Terkait Pesan Mbah Moen

Menunjukkan bahwa pemerintah pusat serius terkait kesiapsiagaan terhadap ancaman bahaya Gunung Merapi yang berada di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Lilik menyatakan bahwa pemerintah daerah telah melakukan kesiapsiagaan, khususnya di empat kabupaten, yaitu Kabupaten Sleman, Boyolali, Klaten dan Magelang.

“Dia juga memastikan semua SOP (standard operating procedure) yang selama ini sudah berjalan dengan baik.

Baca Juga: Meski KLHK Sebut Video Pembakaran Hutan Papua Sejak 2013, Greenpeace Minta Jokowi Tanggung Jawab

"Mulai tahun 2010 lalu desa-desa sekeliling Gunung Merapi sudah melakukan desa tangguh bencana. Dari hasil diskusi dengan masyarakat lereng Gunung Merapi, mereka bisa menangani sejauh ini dan apabila membutuhkan bantuan, hal itu akan disampaikan," katanya.

Lilik berharap tidak ada kluster baru di pengungsian, tempat pengungsian telah disekat dan menerapkan protokol kesehatan, dan juga melakukan rapid test ketika warga masuk ke pengungsian.

Dia mengatakan BNPB akan mendukung swab antigen dari para relawan yang nantinya bekerja melayani warga yang dievakuasi, jika terjadi letusan.

Baca Juga: Setelah Berunding Lama, G20 Setuju Ada Keringanan Utang di Tengah Pandemi Covid-19

"BNPB berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk memastikan moda komunikasi maupun peringatan dini dapat berjalan dengan baik, seperti sirine, radio komunikasi, jalur evakuasi atau alat tradisional kentongan," ujarnya.

Dengan semua persiapan yang sudah dilakukan ini, Lilik berharap tidak ada korban jika terjadi letusan.

Di samping itu, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida menyampaikan bahwa tingginya aktivitas vulkanik Gunung Merapi tidak ada kenaikan yang signifikan untuk saat ini.

Baca Juga: Transaksi Narkoba Dikendalikan dari Napi di Lapas Cikarang, Kalapas Masih Tunggu Hasil Penyelidikan

“Kondisinya stabil tetapi tinggi,” ujarnya saat konferensi pers, Jumat 13 November 2020. Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari RRI.

Dia menjelaskan guguran lava yang terjadi sudah agak jauh, selain itu beberapa kali terjadi guguran di sisi barat dan barat laut.

Guguran sempat terpantai dengan jangkauan beragam, 1 km, 2 km dan 3 km, tuturnya.

Baca Juga: Pertalite Harga Khusus Dijual Pertamina di Jabar, Demi Mengurangi Pencemaran Udara

Hanik mengatakan ada desakan magma dari dalam, sehingga menyebabkan terjadinya material yang tidak stabil di puncak.

“Saat ini lava yang gugur adalah material lama, sisa erupsi yang lama. Lava yang baru belum muncul,” kata Hanik.***

Editor: Irma Nurfajri Aunulloh

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah