Dampak Topan Vamco di Filipina, 42 Orang Meninggal dan Ribuan Orang Segera Evakuasi

- 14 November 2020, 22:37 WIB
Bencana Topan Vamco Melanda Cagayan Filipina.
Bencana Topan Vamco Melanda Cagayan Filipina. /MB

PR CIREBON - Penjaga pantai Filipina bersama badan penanggulangan bencana setempat bergegas menyelamatkan ribuan orang di provinsi utara yang dilanda Topan Vamco pada Sabtu, 14 November 2020. Diketahui, topan tersebut telah menewaskan sedikitnya 42 orang setelah menyapu seluruh negeri pada Rabu, 11 November 2020 malam.

Menurut para pejabat setempat, belasan kota di wilayah Cagayan, timur laut ibu kota Manila masih terendam banjir, menjebak ribuan keluarga, dan beberapa di antaranya melarikan diri ke atap rumah mereka untuk menghindari banjir dengan ketinggian dua lantai itu.

Penjaga pantai George Ursabia, mengatakan saat ini penjaga pantai tengah mengirim tim penyelamat, kendaraan dan perahu karet ke Tuguegarao pada Sabtu pagi, dan akan membawa lebih banyak bantuan dari provinsi terdekat.

Baca Juga: Curigai Kepribadian Ganda dalam Diri Ustaz Maheer, Gus Miftah: Kemarin Berdebat, Sekarang Hina Habib

Sementara itu, Ketua Palang Merah Filipina Richard Gordon, mengatakan organisasi tersebut juga telah mengerahkan tim penyelamat ke daerah tersebut, sementara sukarelawan di darat di Cagayan memberikan makanan dan bantuan kepada orang-orang yang terpaksa mengungsi akibat banjir.

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Aljazeera, Topan Vamco merupakan topan ke-21 yang menerjang Filipina tahun ini.

Adapun, dampak akumulasi dari badai berturut-turut itu, adalah air dari bendungan dan dataran yang lebih tinggi meningkatkan banjir di provinsi Cagayan. Data pemerintah menunjukkan bahwa Bendungan Magat di dekatnya mengeluarkan air pada hari Jumat setara dengan dua kolam ukuran Olimpiade per detik.

Baca Juga: Dibalik Pernikahan Putri Habib Rizieq, Lima Rute TransJakarta Dialihkan karena Penutupan

Berdasarkan laporan badan bencana tersebut, Lembah Cagayan adalah wilayah dengan 1,2 juta penduduk yang sebagian besar merupakan pertanian. Hampir 14.000 orang telah pindah ke pusat-pusat evakuasi karena banjir.

“Kami yakin akan membutuhkan lebih dari seminggu sebelum banjir mereda, jika tidak ada hujan lagi. Kota yang dihuni 163.000 orang itu terputus karena jalan-jalan tergenang air,” ucap Walikota Tuguegarao Jefferson Soriano  kepada stasiun radio DZMM.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah