Disparitas harga pupuk subsidi dan pupuk nonsubsidi, kata Edhy, membuat oknum menjual pupuk bantuan pemerintah untuk mencari keuntungan pribadi.
Faktor lainnya yaitu penyediaan pupuk bersubsidi tidak sepenuhnya sesuai dengan jadwal tanam para petani.
Baca Juga: Tampak Akrab, Tiga Pemain The Penthouse ini Akan Hadir dalam Acara Tiki taCAR!
Kementerian Pertanian berkoordinasi dengan PT Pupuk Indonesia sebagai produsen dan distributor untuk meningkatkan sistem distribusi agar bisa tepat waktu, tepat sasaran, dan tepat jumlah.
Selain itu, penggunaan pupuk bersubsidi secara berlebihan oleh petani juga menyebabkan pasokan cepat habis dan menjadi langka.
Sarwo Edhy mengemukakan bahwa petani cenderung menggunakan pupuk urea secara berlebihan agar dapat menghasilkan daun padi yang hijau.
Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Tetap Berjalan di Bulan Ramadhan, Usai Keluarnya Fatwa MUI
Namun sebenarnya, penggunaan pupuk urea yang terlalu banyak bisa merobohkan tanaman padi.
Dalam rapat, Ketua Komisi IV DPR RI Sudin meminta kepada pemerintah untuk lebih gencar mensosialisasikan penggunaan pupuk bersubsidi dengan benar kepada petani.
Sudin berharap agar para penyuluh dapat digerakkan untuk melakukan sosialisasi dan pendampingan penggunaan pupuk bersubsidi kepada petani.