Unggul dalam Konsep Pengolahan Sampah Jadi Energi, Investor Asing Mulai Melirik Kota Cirebon

- 2 Oktober 2020, 20:22 WIB
ILUSTRASI investor siap menanamkan modal di Cirebon.*/DOK. PR
ILUSTRASI investor siap menanamkan modal di Cirebon.*/DOK. PR /

PR CIREBON - Ketua Tim Percepatan dan Inisiasi Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) PT Migas Hulu Jabar (MUJ) Mungki Rahadian menyatakan proyek Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Cirebon diminati oleh investor asing.
 
"Konsep pengelolaan sampah menjadi energi alternatif di TPPAS Cirebon Raya cukup diminati investor asing saat diperkenalkan dalam acara Indonesia Invesment Day (IID) 2020 yang digelar secara daring," kata Mungki di Bandung, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari ANTARA.
 
Konsep pengolahan sampah yang kedepanya akan di gunakan sebagai alternatif energi pengganti energi fosil, yang mana energi fosil tidak ramah terhadap lingkungan.
 
 
Tren ramah lingkungan telah menjadi salah satu style modern yang membuat para investor mulai mengalihkan perhatiannya dalam berinvestasi.
 
Investasi yang membawa isu perbaikan lingkungan, di mana kemudian investor asing saat ini sangat tertarik kepada proyek yang sifatnya green energy. 
 
Karena investasi terbaik saat ini memang energi terbarukan, sedangkan energi fosil trennya terus menurun dan ditinggalkan.
 
 
Selain energi fosil sangat langka dan sulit, energi fosil dapat membuat lingkungan sekitar menjadi buruk karena tidak ramah lingkungan.
 
Oleh karena iti banyak masyarakat yang beralih ke energi alternatif yang lebih ramah terhadap lingkungan.
 
Dari beberapa negara yang ikut dalam Indonesia Investment Day, investor asing seperti Inggris, Belanda, Tiongkok, Jepang, Singapura, Korea Selatan dan Australia menyatakan minatnya untuk menjadi investor untuk Kota Cirebon.
 
 
Namun MUJ sebagai BUMD tentu saja tidak main-main dan akan mencari mitra terbaik dengan kebutuhan perusahaan dalam mengelola sampah regional tersebut yang bisa menjadi energi alternatif. 
 
Nilai investasinya ditaksir mencapai 57 juta dolar AS atau senilai Rp800 miliar.
 
Adapun beberapa rencana Lokasi yang akan di jadikan Tempat Pengelolaan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Cirebon Raya dengan teknologi Mechanical and Biological Treatment (MBT) berlokasi di Desa Cupang, Desa Walahar Kecamatan Gempol serta Desa Ciwaringin Kabupaten Cirebon. Luasnya mencapai 52 hektare.
 
 
Hasil dari pengelolaan sampah yang ditampung dari wilayah Cirebon Raya dan Indramayu nantinya diolah menjadi refuse derived fuel (RDF) yang menjadi bahan bakar alternatif pengganti batu bara.
 
Rencana kapasitas pengolahan yakni 1.000 ton per hari yang dapat ditingkatkan menjadi 1.500 ton per hari. Kapasitas produksi RDF kurang lebih 350 ton per hari.
 
Salah satu perusahan di daerah Cirebon pun sudah ada yang melirik dan siap menjadi pembeli bahan baku tersebut.
 
 
Salah satu Perusahaan di Cirebon seperti Indocement mengatakan siap dan memiliki minat untuk menjadi offtaker (pembeli) bahan baku tersebut.
 
Selain regulasi dan dukungan pemerintah, kesiapan proyek yang ditawarkan pun menjadi indikator penting dalam menarik minat investor, khususnya investor Asing.
 
Proyek TPPAS Cirebon Raya masuk dalam inventarisasi proyek strategis Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang diperkenalkan pada para investor.*** 
 
 

Editor: Nur Annisa

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x