AAPP Sebut Pasukan Keamanan Myanmar Telah Membunuh Sekitar 320 Orang dalam Menghentikan Protes Kudeta

- 26 Maret 2021, 11:35 WIB
Pengunjuk rasa anti-kudeta berdiri di barikade saat mereka bentrok dengan pasukan keamanan di Jembatan Bayint Naung di Mayangone, Yangon, Myanmar pada 16 Maret 2021.*
Pengunjuk rasa anti-kudeta berdiri di barikade saat mereka bentrok dengan pasukan keamanan di Jembatan Bayint Naung di Mayangone, Yangon, Myanmar pada 16 Maret 2021.* /Reuters/Stringer

Hal tersebut menimbulkan kecurigaan bahwa warga sengaja menjadi sasaran pembunuhan.

"Semuanya menunjuk pada pasukan yang mengadopsi taktik tembak-menembak untuk menekan protes," kata Amnesty International awal bulan ini.

Baca Juga: Akibat Tak Dapat Nahan Rasa Ngantuk, Seorang Pencuri Malah Tertidur Lelap di Rumah yang Ingin Dicurinya

Junta membantah menggunakan kekerasan yang berlebihan.

Lebih lanjut, pihaknya mengatakan bahwa tindakannya telah memenuhi norma internasional dalam menghadapi situasi yang dikatakannya sebagai ancaman bagi keamanan nasional.

Hampir 90 persen korban tewas adalah laki-laki. Sekitar 36 persen berusia 24 tahun ke bawah.

Baca Juga: Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil Penasaran pada Sinetron Ikatan Cinta: Saya Belum Pernah Nonton, Seru Kah?

Korban termuda, Khin Myo Chit yang berusia tujuh tahun, ditembak mati di kota kedua Mandalay pada hari Selasa.

Ia berada di rumahnya bersama ayahnya ketika dia dibunuh.

Win Kyi, 78, adalah orang tertua yang tercatat tewas dan termasuk di antara sekitar 50 orang yang tewas di distrik Hlaing Thayar Yangon pada 14 Maret, hari paling berdarah dalam protes Myanmar.***

Halaman:

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah