Soroti Tragedi Sriwijaya Air, Analis Asing: Saya Khawatir Standar Keselamatan Udara Indonesia

- 10 Januari 2021, 19:37 WIB
Petugas tim SAR Gabungan melakukan evakuasi temuan pecahan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di Kepulauan Seribu.
Petugas tim SAR Gabungan melakukan evakuasi temuan pecahan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di Kepulauan Seribu. /Pikiran-Rakyat/Aldiro Syahrian Lubis/

PR CIREBON – Kecelakaan yang menimpa pesawat Sriwijaya Air pada Sabtu, 9 Januari 2021 kemarin, mendapat sorotan dari Analis Penerbangan Asing.

Kabar soal hilangnya pesawat Sriwijaya Air tipe 737-500 rute Jakarta-Pontianak itu langsung beredar di media asing dan menarik perhatian pakar penerbangan untuk mengomentari.

Media asing juga kembali menyoroti kecelakaan yang pernah terjadi di Indonesia seperti Lion Air Flight 610 yang menewaskan 189 orang pada 2018.

Baca Juga: Update Terkini Pencarian Sriwijaya Air SJ 182: Temuan 5 Jenazah hingga 18 Relawan Diterjunkan

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Bloomberg, Richard Aboulafia, analis penerbangan di Teal Group Corp mengatakan, kecelakaan pesawat bukan dari kesalahan pembuatan pesawat.

"Ini bahkan bukan model sebelum Max, itu telah beroperasi selama 30 tahun jadi sepertinya bukan kesalahan pembuatan pesawat," katanya.

“Ribuan pesawat ini telah dibuat dan produksinya berakhir lebih dari 20 tahun yang lalu, jadi kesalahan oembuatan tidak mungkin baru ditemukan sekarang.” sambungnya.

Baca Juga: Hendak Menuruni Tangga, Pria Ini Diduga Didorong dan Diserang Oleh Seorang Nenek

Menurutnya, hilangnya pesawat itu terjadi ketika industri penerbangan terguncang akibat efek pandemi virus corona, yang membuat perjalanan udara bertekuk lutut.

Covid-19 merobek dengan cara yang kacau dan belum pernah terjadi sebelumnya - meninggalkan operator di lubang yang dalam, bersama dengan konstelasi produsen kedirgantaraan, bandara, dan perusahaan leasing.

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Bloomberg


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x