Kebebasan Abu Bakar Ba'asyir Disambut Rasa Takut, Warga Australia: Dia Belum Bertobat dan Menyesal

- 10 Januari 2021, 07:00 WIB
Mantan terpidana kasus terorisme Abu Bakar Ba'asyir menjadi sorotan media asing lantaran para warga Australia yang menjadi korban bom Bali takut akan kebebasannya.*
Mantan terpidana kasus terorisme Abu Bakar Ba'asyir menjadi sorotan media asing lantaran para warga Australia yang menjadi korban bom Bali takut akan kebebasannya.* /ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha.

PR CIREBON - Pembebasan terpidana terorisme Indonesia Abu Bakar Ba'asyir masih memberikan sebuah ketakutan bagi warga Australia dan keluarga korban karena peristiwa bom Bali.

Meskipun terpidana terorisme Abu Bakar Ba'asyir telah menjalankan masa hukumannya, tetap saja pembebasannya masih membawa ketakutan bagi warga Australia terutama pihak keluarga korban.

Ketakutan tersebut hadir pasca pembebasan mantan terpidana terorisme Abu Bakar Ba'asyir yang telah menewaskan kurang lebih 202 warga asing dan 88 di antara berasal dari Australia.

Baca Juga: Hilangnya Pesawat Sriwijaya Air, Media Asing Sebut Indonesia Sering Dilanda Masalah Penerbangan

Termasuk seorang ibu berwarga Negara Australia sebagai salah satu keluarga korban bom Bali pada tahun 2002 yang anaknya menjadi korban peristiwa tersebut masih merasa ketakutan.

Bahkan, Sandra Thompson yang anaknya telah menjadi korban bom Bali 2002 tidak menginginkan tersangka Abu Bakar Ba'asyir terbebas dari masa hukumannya dan berharap mendapatkan hukuman seumur hidup.

Pada peristiwa tersebut, Putra Sandra Thompson yang berusia 29 tahun, Clint Thompson menjadi korban kekejaman kelompok Teroris Al Qaeda Jemaah Islamiyah (JI) saat berada di salah satu klub di Bali.

Baca Juga: Amerika Serikat Distribusikan Vaksin Covid-19 Melalui Toko Retail, Berikut Daftarnya

Pada saat itu Clint Thompson berada di Bali karena sebuah perjalanan sepak bola akhir musim.

Halaman:

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: ABC News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x