Dari Kanker Prostat sampai Depresi, Kenali 6 Penyakit Berisiko yang Lebih Besar Menyerang Pria

15 Juni 2020, 09:30 WIB
ILUSTRASI serangan jantung.*/ANTARA /

PR CIREBON – Penyakit bisa apapun bisa kapan saja menyerang tubuh seseorang, tidak peduli jenis kelamin mau pria ataupun wanita.

Namun nyatanya sebagian besar pria cenderung tidak terlalu peduli dengan masalah kesehatan. Padahal, ada beberapa penyakit yang umumnya menyerang kaum Adam.

Para pria memiliki risiko yang lebih besar terhadap masalah kesehatan seperti jantung, paru, stroke hingga diabetes.

Baca Juga: Dihimbau Mesti Ikuti Aturan, Pedagang Dadakan di Stadion Bima Masih Nekat Buka

Seperti dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs Boldsky, sebagai bentuk pencegahan, ketahui masalah kesehatan apa saja yang mengintai kaum pria.

Berikut enam penyakit yang bisa mengintai parapria tanpa disadari:

Kanker prostat

Kanker prostat adalah penyebab kematian kedua pada pria setelah kanker paru. Namun, penyakit ini dapat diobati jika ditemukan pada tahap awal.

Tantangannya adalah kanker prostat tidak menunjukkan gejala sampai menyebar ke bagian lain dari tubuh.

Baca Juga: Influencer Rambut Benny Harlem Pecahkan Rekor Guiness World Record

Kanker paru-paru

Sebagian besar disebabkan oleh merokok, namun kanker paru juga terjadi pada orang yang tidak pernah merokok dan pada orang yang tidak pernah terpapar asap rokok dalam waktu lama.

Selain merokok, paparan asap rokok, paparan asbes atau radon dan polusi udara juga dapat menyebabkan perkembangan kanker paru.

Penyakit jantung

Salah satu penyebab kematian yang paling umum adalah penyakit jantung datang dalam berbagai bentuk.

Baca Juga: Demi Layani Wisatawan Berswafoto, Kaki Seekor Anak Singa Sengaja Dipatahkan

Meskipun penyakit ini membunuh pria dan wanita, hampir dua kali lebih banyak pria meninggal karena kondisi kardiovaskular.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, satu dari empat pria tahun memiliki penyakit jantung dan tekanan darah tinggi dan umumnya terjadi pada usia di bawah 45 tahun.

Beberapa masalah jantung umum yang memengaruhi kesehatan pria adalah aritmia, gagal jantung, penyakit jantung bawaan dan lainnya.

Baca Juga: Changmin TVXQ Umumkan Rencana Pernikahan pada September 2020

Stroke

Stroke berkembang ketika ada gangguan yang tak terduga dan tiba-tiba dalam suplai darah. Ini dapat berkembang sebagai akibat dari masalah jantung, penyumbatan arteri karena kolesterol dan penyalahgunaan zat.

Stroke dapat bervariasi tergantung intensitas, di mana stroke mini sering tidak menyebabkan kerusakan permanen dan dapat sembuh sendiri dalam waktu 24 jam, sedangkan yang parah dapat mengakibatkan kematian.

Tingkat kejadian stroke adalah 1,25 kali lebih besar terjadi pada pria dibanding wanita.

Baca Juga: Sambil Keliling Dunia, Pasangan asal Jerman Ciptakan Adegan Ikonik Beberapa Film Ternama

Diabetes

Diabetes mellitus atau diabetes adalah kondisi kronis yang terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan insulin yang cukup.

Jika tidak diobati, diabetes dapat menyebabkan kerusakan saraf dan ginjal, penyakit jantung dan stroke, bahkan masalah penglihatan.

Untuk pria, diabetes dapat meningkatkan risiko kadar testosteron yang lebih rendah, kehilangan massa otot dan impotensi seksual, yang pada gilirannya menyebabkan depresi atau kecemasan.

Baca Juga: Tercitrakan Rajin Berkampanye Di Rumah Saja, Dokter Tirta Justru Kepergok Nongkrong di Hollywings

Meskipun tidak ada obat permanen untuk diabetes, namun penyakit ini dapat dijaga dengan campuran gaya hidup sehat, olahraga, dan obat-obatan.

Depresi

Depresi adalah salah satu gangguan kesehatan mental yang paling umum dan 300 juta orang di dunia memerangi depresi setiap hari.

Depresi dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan pikiran bunuh diri dan melukai diri sendiri.

Baca Juga: Di Tengah Pandemi Virus Corona, Sumsel Nyatakan Siaga Darurat Karhutla

Sebuah penelitian telah mengaitkan kanker paru dengan depresi, di mana beberapa tanda dan gejala fisik, termasuk batuk, mengi, penurunan berat badan, insomnia, kelelahan, dan nyeri dada, dapat mengganggu kualitas hidup dan menyebabkan gangguan depresi.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Boldsky

Tags

Terkini

Terpopuler