Meski Ngaku Cadangan Devisa Turun, Bank Indonesia Klaim: Masih di Atas Standar Internasional

- 7 Oktober 2020, 22:08 WIB
Ilustrasi penurunan devisa, saham, ekonomi: Saham Bursa Efek New York Wall Street mengalami penurunan setelah pekan lalu sekitar 1 juta orang AS mengajukan santunan prakerja.
Ilustrasi penurunan devisa, saham, ekonomi: Saham Bursa Efek New York Wall Street mengalami penurunan setelah pekan lalu sekitar 1 juta orang AS mengajukan santunan prakerja. /PIXABAY/

PR CIREBON - Pada 7 Oktober 2020 Bank Indonesia (BI) melalui siaran pers No. 22/74/Dkom memberitakan tentang 'Cadangan Devisa September 2020'.

Dikabarkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir September 2020 sebesar 135,2 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Jumlah ini diklaim masih cukup tinggi meskipun menurun dibandingkan dengan posisi akhir Agustus 2020 sebesar 137,0 miliar dolar AS, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari laman Bank Indonesia pada 7 Oktober 2020.

"Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko.

Baca Juga: Mendagri Setuju UU Omnibus Law Cipta Kerja, Klaim Mempermudah Izin Usaha Masyarakat Daerah

Menurut Onny jumlah cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 9,5 bulan impor atau 9,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Selain itu untuk 3 bulan impor masih berada di atas standar kecukupan internasional.

Kasus gemar impor nampaknya cukup menyulitkan pihak BI dalam mengatur keuangan yang semakin menurun.

Namun menurut BI penurunan cadangan devisa pada bulan September 2020 antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar Rupiah di tengah tingginya ketidakpastian pasar.

Baca Juga: Kebakaran Kejagung Masih Diusut, Bareskrim Polri Uji Forensik Kamera Mesin Absensi

Onny dengan optimis memandang kedepannya cadangan devisa tetap memadai. Tentu hal ini perlu didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam mendorong pemulihan ekonomi.


Terlihat Bank Indonesia mengharapkan adanya kemudahan bagi investor untuk berinvestasi di Indonesia guna meningkatkan devisa negara.

Selain itu adanya TKI pun turut menambah pemasukan devisa negara.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Bank Indonesia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x