Biar tak Menyesal, Sebelum Memilihnya, Kenali Sinyal Pasangan Berpotensi Lakukan KDRT

- 13 Oktober 2022, 20:30 WIB
Gambar ilustrasi/antara
Gambar ilustrasi/antara /

SABACIREBON - Mengenal lebih jauh pasangan sangat diperlukan sebelum melanjutkan hubungan lebih serius. Tujuannya agar nanti tidak terjadisesuatu yang fatal semisal kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Ada beberapa hal yang mesti dicermati dan jadi pertimbangkan sedini mungkin sebelum menentukan pasangan hidup untuk mengantisipasi KDRT.

Hal ini disampaikan Psikolog klinis, Anggiastri Hanantyasari Utami kepada Antara, Kamis 13 Oktober 2022.

Baca Juga: Kasus KDRT Rizky Billar Resmi Ditahan Polisi, Ini Lama Penahanan Awal dan Bisa Diperpanjang

"Ketika kita mau objektif dan peka sebelum menentukan pasangan hidup ada beberapa hal yang bisa kita amati sejak dini," kata Anggiastri.

Dikutip dari Antaranews, Anggiastri menyebutkan, KDRT merupakan hal yang menjurus kepada isu kesehatan mental. Bentuknya, bisa berupa kekerasan fisik, kekerasan ekonomi dengan tidak memberikan nafkah, kekerasan seksual dalam rumah tangga, maupun kekerasan secara psikologis.

"Pertama, seringkali merendahkan kita baik secara personal maupun ketika di depan umum," ujar psikolog di LPDK Kemuning Kembar dan Omah Perden ini.

Baca Juga: Dua Korban Tragedi Kanjuruhan akan Diautopsi Pekan Depan

Lebih lanjut dijelaskannya, ciri lainnya dari orang yang memiliki potensi KDRT di kemudian hari ini adalah tidak mampu mengkomunikasikan dan menyelesaikan suatu permasalahan.

Ketika persoalan muncul diantara keduanya, dia cenderung menghindari atau kabur dari masalah.

Kemudian, perhatikan apakah pasangan sering menggunakan kata-kata kasar saat menyampaikan keluhannya.

Baca Juga: Liga Champions, Muenchen Lolos ke 16 Besar Usai Kalahkan Plzen 4-2

Hal lainnya yang tak kalah penting yaitu patut diwaspadai ketika pasangan memaksakan kehendak pada pasangannya.

Seperti halnya mengatur apa yang seharusnya dilakukan pasangan tanpa mau mendengar kebutuhannya.

Lalu, hati-hati bila pasangan merasa berkuasa dan merasa paling benar.

Baca Juga: Presiden Jokowi Tinjau Proyek Kereta Cepat Jakarta - Bandung

"Ini ditandai dengan sering menyalahkan pasangan atas sikap dan perilaku kasar yang dilakukan dilanjutkan dengan mengatakan bahwa pasangan pantas mendapatkan hal tersebut," jelasnya.

Selain itu, jangan lupa amati apakah pasangan bersikap buruk kepada orang tua dan orang-orang sekitarnya?

Sebab, sikap dan perilaku seseorang mencerminkan bagaimana ia tumbuh dan berkembang dalam keluarga.

Baca Juga: LPSK Menyimpulkan Gas Air Mata di Kanjuruhan Sebabkan Kepanikan dan Berakhir Kematian massal

"Bagaimana mereka memperlakukan orang-orang di rumah dan sekelilingnya dapat menjadi salah satu tanda, meskipun tidak mutlak, bagaimana mereka akan memperlakukan pasangannya di kemudian hari," ujar Anggiastri.

Sementara itu, pasangan yang sudah menikah sebaiknya perlu saling belajar untuk bisa memahami satu sama lain dan menempatkan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi.

Kelola emosi dalam pernikahan agar tidak berujung kepada kekerasan dengan cara memahami kebutuhan diri, kemudian memahami kebutuhan pasangan dan saling mengkomunikasikannya dengan baik.

Baca Juga: LPSK Makin 'Diminati', sudah 20 Orang Mengajukan Perlindungan Terkait Tragedi Kanjuruhan

Ia mengatakan dengan menempatkan kepentingan bersama, secara otomatis masing-masing akan memikirkan bagaimana cara terbaik untuk memberikan kenyamanan dan memenuhi kebutuhan pasangan.

"Perlu diingat bahwa ketika menjadi pasangan suami istri, pasangan merupakan sebuah tim yang kesuksesan tim ini ada di tangan bersama," sambungnya.

Ketika setiap orang mengedepankan ego dan merasa paling berhak mendapatkan apa yang diinginkan, maka yang terjadi adalah kegagalan komunikasi bahkan konflik.***

Editor: Andik Arsawijaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x