PR CIREBON – Aksi penolakan pengesahan Omnibus Law Undang-undang Cipta Kerja yang berkali-kali dilakukan oleh banyak elemen masyarakat seperti buruh dan mahasiswa, dituduh sebagai aksi yang ditunggangi dan disponsori.
Apalagi, aksi tersebut juga menimbulkan banyak kericuhan, seperti kerusakan halte Sarinah di DKI Jakarta.
Dalam acara yang dipandu presenter Najwa Shihab, Mata Najwa, pada Rabu, 28 Oktober dan diunggah di kanal YouTube Najwa Shihab pada Kamis, 29 Oktober, mahasiswa menjawab tudingan tersebut.
Baca Juga: Beredar Kabar Jokowi Akan Tinggalkan PDIP, Refly Harun: Masuk Akal, Demi Bangun Politik Dinasti
Asfinawati, Direktur Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), menjelaskan tentang kerusuhan yang terjadi dalam aksi penolakan Omnibus Law tersebut.
“Kebanyakan, yang berakhir katanya rusuh itu, karena massa aksi ditembaki gas air mata, bahkan sebelum lewat jam 5, dan ada juga pengejaran. Jadi, kekerasan terlebih dulu menimpa massa aksi, dan mereka berlarian menabrak sana sini,” jelasnya.
Asfinawati juga menjawab pertanyaan mengenai siapa yang melakukan kekerasan dalam aksi tersebut.
“Siapa yang melakukan kekerasan dalam aksi itu tidak jelas juga, tidak seluruh aksi melakukan kekerasan. Tapi di-framing, kalau aksi rusuh, yang ditangkap dan bertanggung jawab itu korlapnya, harusnya yang ditangkap yang melakukan kekerasan itu,” lanjutnya.
Baca Juga: Selain Erick Thohir, BPOM Ikut Pastikan Vaksin Covid-19 Bermutu dan Aman Sebelum Beri Izin Edar
Dia lalu mengungkapkan tentang video kekerasan yang beredar di media sosial.