Mahasiswa Kritis Pemerintah, dr Tirta: Penyusup dalam Demo Omnibus Law, Pasti Ada Udang Dibalik Batu

- 21 Oktober 2020, 14:27 WIB
dr. Tirta Bersama Menaker Ida Fauziah dan Deddy Corbuzier Jelang Corbuzier Podcast.
dr. Tirta Bersama Menaker Ida Fauziah dan Deddy Corbuzier Jelang Corbuzier Podcast. /Instagram/@dr.tirta

PR CIREBON - Aksi penolakan Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) terus berlangsung di berbagai wilayah Indonesia.

Dengan disahkannya UU Cipta Kerja oleh DPR 5 Oktober 2020, membuat beberapa elemen masyarakat menggelar aksi unjuk rasa Penolakan UU Ciptaker.
 
Massa aksi dari berbagai wilayah sudah mulai menutupi jalan dan melaksanakan aksi narasi penolakan Undang-undang Cipta Kerja.
 
Menurut dokter Tirta dalam aksi demo ini memberikan kerugian bagi dua belah pihak yaitu petugas pengamanan massa dan para massa aksi.
 
 
"Polisi tugas menjaga iya juga bro pendemo yang juga menyuarakan aspirasinya, namun kena penyusup yang akhirnya terjadi bentrokan. Massa lempar batu ke polisi, polisi lempar gas air mata ke massa. Seperti di adu domba." ujar dokter Tirta, seperti dilihat PikiranRakyat-Cirebon.com dari unggahan video pada akun YouTube Deddy Corbuzier.
 
"Penyusup dulu percaya nggak ada penyusup, tapi kali ini percaya ada penyusup. yang di istana gitu aja pasti ada penyusup juga." Imbuhnya.
 
Demo buruh-mahasiswa tidak mungkin bakalan anarkis dan ngerusak fasilitas kalo bukan ada yang provokatorin, karena elemen masyarakat ada yang beberapa orang bakalan terbakar emosinya.
 
"Di depan Istana tiba-tiba entah kenapa ada batu dan kemudian ada yang menangis dan udah ada teriak-teriakan, beberapa foto bukti reaksi orang yang lempar batu itu tiba-tiba hilang. Kalo bukan penyusup apa namanya?" ucap Tirta
 
 
Yang akhirnya mahasiswa lempar-lempar batu, ya udah terus yang paling kasihan polisi karena saat kita melihat video hanya dari satu sisi pastinya.
 
"Kalau misal polisi lalu melihat dari sisi mana kalau polisi gebukin Mahasiswa padahal polisi dilemparin batu duluan sama mahasiswa, terus polisi di lempar batu kita pasti bilang polisi pro pemerintah." ujar Tirta
 
"Jadi yang salah Jadi nggak percaya, yang dipercaya ya sama apa yang di tonton."imbuh Tirta
 
Jadi pasti ada provokatif atau mengambil keuntungan dari demo ini dengan mengkaji membuat orang-orang itu masuk dalam perangkapnya.
 
 
"Pasti ada penyusup di tengah-tengah aksi demo, bisa aja ada suruhan Pemerintah make seragam Mahasiswa, polisi, atau oknum yg sengaja nyari keuntungan dari demo omnibus Law ini." ujar dokter Tirta.
 
"Dokter Tirta pun memberikan contoh bahwa ada penyusup ditengah-tengah demo, seperti di Jogja yang dibuktikan melalui CCTV yang dipasang di wilayah Jogja." imbuh Tirta
 
Menurut Tirta saat aksi demo diyogya para mahasiswa berada di bunderan UGM mereka bergerak di tugu Jogja akan ke DPRD awal mula damai kemudian tiba-tiba ada massa diluar Mahasiswa yang membuat keruh keadaan.
 
"Massa yang entah bukan dari elemen Mahasiswa datang dari arah samping dan melempar batu padahal bukan mahasiswa atau pelajar, namun ada yang pakai seragam terus ada yang bakar ban bekas yang akhirnya rumah makan di Jogja kebakar." ujarnya
 
 
Menurut Tirta saat melihat putaran CCTV di Yogya pun yakin bahwa ada orang-orang yang menyusup demo tersebut adalah orang yang lapar akan sesuatu.
 
"Jadi yang seharusnya ditangkap ya oknum penyusup ini, bukan Mahasiswa yang di tangkap karena Mahasiswa menggelar aksinya karena hati nurani." ucap Tirta
 
Hal serupa pun terjadi di wilayah Bandung saat kang Emil menyetujui aksi penolakan Omnibus Law dan membuat surat untuk presiden.
 
"Pak Ridwan Kamil menandatangani surat penolakan untuk pak Jokowi dan suratnya sudah sampai, kemudian masalah itu diduga setelah perwakilan demo dan massa bubar tiba-tiba ada massa dari arah kanan kiri itu ke depan gedung sate melempar batu. Polisi kepancing larilah kedepan Unisba, Unisba yang satpamnya itu didorong-dorong terus sampai menyatakan kekecewaannya terhadap oknum polisi." ujar dokter Tirta
 
 
Menurutnya, pendemo tidak salah karena itu salah satu cara untuk masyarakat menyalurkan dan menyampaikan inspirasi mereka terhadap pemerintah.
 
Dan polisi juga tidak salah, karena mereka tugasnya emang mengamankan dan mendapatkan perintah dari atasan yang padahal mereka sebenarnya sama-sama Rakyat republik Indonesia.
 
*Tangkap lah dan cari yang menyusup ke aksi Mahasiswa sehingga terjadi sikap anarkis, jangan menangkap Mahasiswa yang berani menyampaikan inspirasinya melalui aksi damai dan melalui media sosial. Karena Undang-undang ITE bukan untuk menangkap orang yang mengeluarkan aspirasinya melalui media online." ucap Dokter Tirta.***
 

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x