Beredar Kabar Jokowi Akan Tinggalkan PDIP, Refly Harun: Masuk Akal, Demi Bangun Politik Dinasti

- 29 Oktober 2020, 07:26 WIB
Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo/RRI
Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo/RRI /

PR CIREBON -  Pakar hukum tata negara, Refly Harun menyatakan kalau melihat keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang seperti akan membangun politik dinasti sendiri, maka dinasti itu barangkali tidak dibangun dari PDIP, bahkan bisa dibangun dari kelompok atau partai lain.

Dalam video yang diunggahnya di akun Youtube Refly Harun pada Kamis 29 Oktober 2020, dia membahas persoalan yang dikatakannya sebagai spekulasi lama, hubungan antara Presiden Jokowi, Megawati Soekarnoputri, dan PDIP.

"Ini terkait dengan Presiden Jokowi pasca 2024, kalau sekarang Presiden Jokowi dan PDIP saling membutuhkan tentunya. karena kita tau PDIP adalah tulang punggung dari Jokowi sebagai partai pendukung, dan sebagai partai dengan kursi terbesar tentu peran PDIP sangat signifikan, termasuk juga peran Megawati Soekarnoputri," ujar Refly Harun.

Baca Juga: Selain Erick Thohir, BPOM Ikut Pastikan Vaksin Covid-19 Bermutu dan Aman Sebelum Beri Izin Edar

Refly Harun mengatakan untuk tidak melupakan lingkaran Presiden Jokowi yang tidak hanya ada Partai PDIP dan Megawati Soekarnoputri. Jokowi juga dilingkari oleh beberapa partai lain, dan yang paling dekat adalah dengan Partai Golkar yang dipimpin oleh Airlangga Hartarto. 

"Sebenarnya kalau bicara kedekatan, justru terlihat Presiden Jokowi tidak nyaman dekat dengan kalangan PDIP sendiri. Sederhana, karena di PDIP dia tidak pernah menjadi orang nomor satu, misalnya dalam sebuah kesempatan Megawati sudah mengindikasikan akan turun pasca pemilu 2024, tidak ada jaminan juga Presiden Jokowi akan mendapat tempat di PDIP pasca menjadi presiden," ujarnya.

Refly mengungkapkan mungkin secara formal, Jokowi bisa dijadikan wakil ketua pembina atau jabatan seremonial lainnya, tapi mungkin tidak langsung punya pengaruh besar di PDIP lantaran Puan Maharani lebih kuat, lebih berhak untuk memimpin di PDIP.
 

"Jadi kalau kita lihat misalnya keinginan Jokowi membangun politik dinasti sendiri, maka dinasti itu barangkali tidak dibangun dari PDIP. Bisa dibangun dari kelompok atau partai lain, secara spekulatif bisa jadi melalui PSI, yang secara ideologi ruhnya kurang lebih sama dengan PDIP, dan dalam spektrum itulah Jokowi berasal tapi bisa juga dia membangun kekuatan non partai sebagaimana yang dilakukan presiden dahulu, misalnya Habibie dengan Habibie Centernya, juga Abdurrahman Wahid membentuk Abdurrahman Center," kata Refly.

Menurutnya pilihan Jokowi pasca 2024 adalah tetap di PDIP atau membentuk kekuatan sendiri, kekuatan utama Jokowi hingga saat ini justru ada pada kekuatan non parpol, para relawan yang masih setia, dan bisa jadi kekuatan ini lah yang akan digunakan untuk membuat jalur politik sendiri, katanya.

"Kita tahu di tahun 2024 Jokowi baru berusia 60 tahun, usia yang sangat muda untuk turun dari politik, jadi sangat mungkin ada ambisi-ambisi politik lainnya, sebagaimana SBY setelah turun jadi presiden tetap memimpin partai politik," ucap Refly.

"Konstitusi Indonesia sudah melarang Jokowi untuk mencalonkan diri lagi, tetapi untuk membangun dinasti politik atau membuat arus sendiri barangkali tidak hilang," ujarnya melanjutkan.

 
Dia menilai spekulasi Jokowi akan meninggalkan PDIP masuk akal, tetapi menurutnya tidak sekarang ini. Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari akun Youtube Refly Harun.
 
"Mungkin menjelang Pilpres 2024, di mana konstelasi akan berubah misalnya, PDIP mencari jalannya sendiri, menunjuk calon sendiri, tapi Jokowi bisa mencari jalan lain," kata Refly Harun.

 

***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: YouTube Refly Harun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x