Orang Indonesia Makin Lucu, Komeng: Pelawak Tersaingi, Kebebasan Dijaga Ketat Sensor Sekarang

- 28 Oktober 2020, 07:16 WIB
Komeng tampil berbicara dengan Fadli Zon terkait dunia melawak dan omnibus law.
Komeng tampil berbicara dengan Fadli Zon terkait dunia melawak dan omnibus law. /Youtube/Fadli Zon Official
PR CIREBON - Seorang komedian legendaris Indonesia, Komeng, diajak ngobrol serius tentang Indonesia bersama Fadli Zon. Komeng memiliki pandangan tersendiri tentang Indonesia karena Ia mengaku telah hidup di dua zaman, yakni orde baru dan reformasi.
 
Melalui kanal Youtube pribadi Fadli Zon di @Fadli Zon Official yang rilis pada Selasa, 27 Oktober 2020, Komeng bercerita tentang perbedaan hidup yang ia alami di masa orde baru dan reformasi.
 
"Orang pada bilang Indonesia ini makin lucu, jadi bagi saya sebagai pegiat lucu ini merasa tersaingi pak,"ucap Komeng mengawali pernyataannya.
 
 
Komeng menyebut bahwa dari segi kemajuan para pemuda, saat ini sudah lebih maju. Ia melihat dari siaran televisi yang menampilkan para pemuda yang berani maju mengkritik pemerintah. Namun dari segi ekonomi, menurutnya saat ini semakin kesusahan. Komeng mengaku lebih susah dalam berbisnis ketimbang dulu.
 
Fadli Zon kemudian bertanya soal kebebasan berpendapat, termasuk juga kebebasan berkomedi di era saat ini. Komeng mengatakan sejauh ini memang belum ada pelawak yang terjerat UU ITE, namun yang terkena tegur KPI sudah seringkali terjadi.
 
Menurut Komeng, aturan KPI cukup ketat, salah satunya, materi komedi tidak boleh menyinggung SARA.
 
"Karena SARA disini, sukunya tidak jelas, suku bangsa atau apa? Karena akhirnya urusannya ke 'suku dinas' jadi ini yang membuat tidak nyaman,"ucap Komeng.
 
 
Berbicara mengenai sensor dalam hal melawak, Komeng bercerita era saat ini lebih ketat jika dibandingkan zaman orba dulu.
 
"Menurut saya saat ini lebih ketat, karena sekarang semua orang bicara, netizen, dibanding pemerintah lebih tajam netizen,"kata Komeng.
 
Komeng menyayangkan adanya batasan-batasan yang ketat tersebut dalam melawak, padahal menurutnya tingkat kelucuan seorang pelawak akan lebih tinggi lagi jika diberi kebebasan yang luas.
 
 
Namun, Komeng juga mengingatkan, bahwa pelawak akan 'berbahaya' juga jika diberi kebebasan yang terlalu luas, maka batasan juga diperlukan dalam melawak.
 
Menyoal Omnibus Law, Fadli Zon juga menanyakan kepada Komeng, apakah setuju atau tidak dengan adanya Omnibus Law. Komeng mengaku tak begitu paham tentang substansi yang ada dalam Omnibus Law. Namun jawaban Komeng cukup cerdas. Menurutnya karena lebih banyak orang yang tidak setuju maka Ia pun tidak setuju, karena sesungguhnya itulah yang disebut demokrasi.
 
"Demokrasi itu kan apa kata orang banyak, kalau orang banyak tidak setuju ya saya tidak setuju, kalau orang banyak setuju ya saya setuju. Itulah sesungguhnya demokrasi,"ucap Komeng.

 

***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: YouTube Fadli Zon Official


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x