PR CIREBON - Dua uji klinis utama untuk vaksin Covid-19 eksperimental kembali ke jalurnya di Amerika Serikat (AS) pada hari Jumat, 23 Oktober 2020, memberikan secercah harapan ketika jumlah kasus meroket di seluruh negeri.
Covid-19 sekarang telah menewaskan lebih dari 223.000 orang Amerika, dan krisis kesehatan adalah masalah utama dalam pemilihan presiden yang mengadu petahana Donald Trump melawan Joe Biden.
Baca Juga: Belum Puas Gus Nur Ditangkap, PBNU: Memproduksi Konten, Refly Harun Juga Harus Diproses Hukum
AstraZeneca mengumumkan bahwa uji coba kandidat vaksinnya, yang dikembangkan bersama Universitas Oxford Inggris, telah dilanjutkan di Amerika Serikat, satu-satunya negara di mana ia tetap ditangguhkan setelah peserta sakit enam minggu lalu.
"Food and Drug Administration (FDA) hari ini mengesahkan dimulainya kembali di AS, menyusul dimulainya kembali uji coba di negara lain dalam beberapa pekan terakhir," kata produsen obat itu, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Channel New Asia.
Baca Juga: Tidak Terima Dimasukkan Jadi Pasien Positif Covid-19, Keluarga di Pekanbaru Lapor Ada Pemalsuan Data
Uji coba itu ditangguhkan di seluruh dunia pada 6 September, tetapi dilanjutkan segera setelah itu di Inggris, dan pada minggu-minggu berikutnya di Afrika Selatan, Brasil, dan Jepang, dengan pihak berwenang menentukan penyakit itu tampaknya tidak terkait dengan vaksin.
"FDA meninjau semua data keamanan dari uji coba secara global dan menyimpulkan aman untuk melanjutkan uji coba," ujar pihak AstraZeneca.
Perusahaan tersebut menambahkan bahwa pihaknya berharap mendapatkan hasil akhir tahun ini, "tergantung pada tingkat infeksi dalam komunitas tempat uji klinis dilakukan".
Baca Juga: Tri Rismaharini Bohong hingga Dilaporkan, DPD KAI Jatim: Saya Praktisi Hukum, Eri Bukan Anaknya