PR CIREBON - Uji klinis vaksin Covid-19 nampaknya membuahkan hasil, pasalnya pemerintah berencana akan melakukan vaksinasi pada 9,1 juta penduduk pada akhir November 2020.
Vaksin Covid-19 tersebut diimport dari tiga perusahaan produsen vaksin asal Tiongkok, yaitu Sinovac, Sinofarm, dan Cansino.
Namun Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto mengatakan keberadaan vaksin Covid-19 tidak serta merta menghentikan protokol kesehatan.
Baca Juga: Jenderal Bintang Satu Polri Diduga Terlibat LGBT, Ketua Presidium IPW Sebut Itu Bukan Hal Baru
Yurianto menjelaskan bahwa menjalankan protokol kesehatan adalah lini pertahanan pertama dalam mencegah tertular virus Covid-19.
"Lini pertama tetap melaksanakan protokol kesehatan karena dengan menjalankan protokol kesehatan kita jadi tidak terpapar virus Covid-19.
"Mencegahnya dengan menggunakan masker, menjaga jarak, dan selalu mencuci tangan dengan sabun. Apabila tidak terpapar virus maka tidak akan sakit dan tentunya tidak akan meninggal karena Covid-19," jelas Yurianto, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara News dalam Judul 'Kemenkes: Protokol Kesehatan Tetap Dijalankan meski Ada Vaksin'.
Baca Juga: Relawan Jokowi Sarankan Reshuffle Kabinet, Gerindra Sebut Sangat Sulit Bekerja Maksimal saat Pandemi
Vaksin Covid-19 menurut Yurianto merupakan lini pertahan kedua setelah protokol kesehatan, yang fungsinya mencegah orang yang telah terpapar virus Covid-19 dan terkonfirmasi positif, tidak akan jatuh sakit karenanya.