Mahalnya Harga Obat Covid-19 Menuai Polemik, Solusi atau Cari Untung?

- 8 Oktober 2020, 13:11 WIB
Ilustrasi Obat Covid-19.*
Ilustrasi Obat Covid-19.* /Dokumen: Pribadi/unair.ac.id/

Dalam tulisannya di America in Decay: The Sources of Political Dysfunction (2014), misalnya, Fukuyama memperkenalkan istilah vetocracy (vetokrasi), yakni terjadinya disfungsi tata kelola pemerintahan di Amerika Serikat (AS) yang membuat lembaga politik yang ada tidak dapat membuat kebijakan secara efektif dan didominasi oleh keinginan kelompok-kelompok kaya.

Meskipun dalam bukunya Identity: The Demand for Dignity and the Politics of Resentment (2018), Fukuyama kembali menyinggung sulitnya mewujudkan negara demokrasi liberal modern seperti yang dibayangkannya, sama seperti kontroversi mahalnya obat Covid-19, Fukuyama tetap memiliki harapan bahwa di akhir sejarah, demokrasi liberal tetap menjadi pemenang.

Baca Juga: Datangi Mapolres Semarang, Ganjar Pranowo Dengarkan Aspirasi Pendemo UU Cipta Kerja

Mendapatkan Keuntungan

Kritik terhadap mahalnya obat Covid-19 dapat kita pahami lebih dalam melalui konsep skin in the game yang diperkenalkan oleh Nassim Nicholas Taleb dalam bukunya Skin in the Game: Hidden Asymmetries in Daily Life.

Menurut Taleb, skin in the game yaitu pilar utama yang menopang berfungsinya sistem, baik di sistem manusia maupun di alam, agar suatu sistem tetap berjalan dengan baik.

Skin in the game yakni hubungan simetris yang mengatur keseimbangan antara insentif dan disinsentif. Hal ini merupakan mekanisme atau sistem kolektif yang mengatur hal positif akan mendapatkan isentif (keuntungan), dan hal negatif akan mendapatkan disinsentif (kerugian).

Baca Juga: Pilkada Tetap Dilaksanakan Meski Pandemi, Pengamat: Saling Melengkapi Memanfaatkan Segala Teknologi

Penggunaan kata skin merujuk pada setiap aktor yang terlibat dalam suatu sistem yang disebut sebagai game. Pada prinsipnya, game yang baik akan terjadi apabila setiap aktor (skin) yang terlibat memiliki kesempatan yang sama untuk menerima risiko dari game yang terjadi.

Misalnya, jika Naruto melakukan investasi, maka Naruto dapat menerima dampak investasi, baik mendapatkan keuntungan ataupun mendapatkan kerugian.

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x