Indikasi Pencalonan Eri Ada dalam Sebaran Baliho, Pengamat: Dia PNS yang Ga Ditegur Pemkot Surabaya

- 3 September 2020, 12:08 WIB
PDIP usung pasangan baru Eri Cahyadi dan Armuji di Pilwalkot Surabaya.
PDIP usung pasangan baru Eri Cahyadi dan Armuji di Pilwalkot Surabaya. /ANTARA

PR CIREBON - Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Airlangga Suko Widodo menyebut indikasi pencalonan Eri Cahyadi dan Armuji sudah ada dalam sebaran baliho di sepanjang jalanan Kota Surabaya.

Padahal saat itu, Eri Cahyadi diketahui masih berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN), tetapi ia tidak pernah mendapat warning dari pemerintah kota (pemkot) Surabaya, seolah dibiarkan bebas begitu saja.

"Indikasinya terlihat dari beredarnya baliho di mana-mana. Lazimnya sebagai aparatur sipil negara (ASN) pasti ada warning dari pemerintah, tapi selama ini dibiarkan," ungkap Sukowi, sapaan akrabnya di Surabaya pada Rabu, 02 September 2020.

Baca Juga: DPR Heran Yosi Project Pop Berkantor di Kominfo, Dede: Hanya Siberkreasi, Apa Dasar Kebijakannya ?

Untuk itu, makin menguat dugaan Tri Rismaharini menjadi tokoh penting yang membuat munculnya rekomendasi DPP PDIP untuk pasangan Eri Cahyadi dan Armuji yang diusung PDI Perjuangan pada Pilkada Surabaya 2020.

"Potensi kekuatan suara antara pasangan Eri-Armuji dan pasangan Machfud Arifin-Mujiaman menjadi berimbang. Namun faktor Risma masih cukup kuat. Dengan catatan PDI Perjuangan solid," jelas Sukowi, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Warta Ekonomi.

Artinya, peran kuat seorang Risma akan mampu mendulang perolehan suara dari mayoritas masyarakat Surabaya dalam Pilkada nanti.

Baca Juga: PAN Reformasi Ikuti Jejak PDIP, Loyalis Amien Rais Disebut Bakal Banyak Masuk Rapatkan Barisan

Sedangkan mengenai pilihan berpasangan dengan Armuji, Suko mengatakan hal itu tak terlepas untuk mengambil suara dari unsur politik karena figur yang berpengalaman sebagai wakil rakyat.

"Pak Armuji kan telah lama dan berpengalaman sebagai wakil rakyat. Bahkan pernah menjadi ketua DPRD Kota Surabaya," tambah dosen FISIP Unair tersebut.

Namun demikian, Suko mengingatkan permasalahan yang akan dihadapi PDIP pada Pilkada Surabaya 2020, adalah rasa kecewa dari unsur politik, khususnya yang tidak mendapat kesempatan seperti Wisnu Sakti Buana.

"Beliau kan sudah berhasil mengangkat PDIP Surabaya. Di puncaknya tidak bisa menghantarkannya dapat rekom tapi malah orang lain. Friksi antara Bu Risma dan Pak Wisnu ini yang menyisakan persoalan dalam tubuh PDIP Surabaya," papar Suko.

Baca Juga: Fasilitas Negara Ada dalam Deklarasi Eri Cahyadi, DPRD Surabaya: Taman Pemkot kok Dipakai Politik ?

Di sisi lain, Suko juga memberikan pandangan terhadap pasangan Machfud Arifin dan Mujiaman yang dinilai lebih kuat dari sudut kekuatan mesin dengan dukungan 8 partai politik, seperti Golkar, PKB, PKS, Gerindra, NasDem, Demokrat, PAN, dan PPP.

"Dari sudut kekuatan mesin parpol, pasangan Machfud Arifin dan Mujiaman masih lebih kuat, tinggal bagaimana mesin itu digerakkan," tuturnya.

Sementara itu, masa pendaftaran Pilkada Surabaya digelar selama tiga hari, dari 4 sampai 6 September 2020 dengan hari H pencoblosan dijadwalkan berlangsung pada 9 Desember 2020 mendatang.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Warta Ekonomi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x