“Kondisi penurunan ekonomi menyebabkan Israel berusaha melakukan normalisasi hubungan dengan negara-negara yang tidak membuka hubungan diplomatik dengannya, termasuk Indonesia”, ungkapnya.
Salah satu keuntungan normalisasi bagi Israel yakni maskapai penerbangan komersial Israel diperbolehkan melintas di atas negara-negara tersebut. Di Indonesia, karena tidak boleh melintas wilayah RI maka orang nomor satu Israel harus menempuh belasan jam dengan pesawat, menuju Australia dari Singapura.
Baca Juga: Hadiri Acara Makan Bersama di Tengah Larangan Berkerumun, Perdana Menteri Jepang Tuai Kecaman
“Beberapa waktu lalu, Benyamin Netanyahu terpaksa memutar ke Filipina, kemudian ke Papua Nugini baru kemudian mendarat di Australia. Ketiadaan hubungan diplomatik membuat pesawat milik Israel tidak boleh melintasi wilayah udara RI”, ungkap Toriq.***