Tewasnya 6 Orang Laskar FPI, Rocky Gerung Sarankan Komnas HAM Cepat Lakukan Pemetaan Investigasi

- 9 Desember 2020, 17:16 WIB
Tewasnya 6 Orang Laskar FPI, Rocky Gerung Sarankan Komnas HAM Cepat Lakukan Pemetaan Investigasi.*
Tewasnya 6 Orang Laskar FPI, Rocky Gerung Sarankan Komnas HAM Cepat Lakukan Pemetaan Investigasi.* //Instagram/@rocky.gerung



PR CIREBON - Terkait kasus penyerangan yang diduga di lakukan oleh anggota FPI kepada pihak kepolisian, yang mengakibatkan sebuah insiden baku tembak.

Dan menyebabkan tenam anggota FPI kehilangan nyawa, dan empat orang dinyatakan melarikan diri oleh pihak kepolisian.

Yang mana Kasus penembakan tersebut dilakukan polisi terhadap enam Laskar Front Pembela Islam (FPI) di Tol Cikampek, Jawa Barat, pada Senin, 7 Desember 2020, terus menuai respons dari sejumlah pihak.

Baca Juga: Pilkada di Tengah Pandemi, Mahfud MD Mengajak Masyarakat Gunakan Hak Pilihnya Tetap Terapkan Prokes

Namun pada peristiwa penembakan tersebut  Juru Bicara FPI, Munarman mengatakan bahwa itu sebagai tindakan yang dapat disebut pembantaian.

Perisitiwa tersebut terjadi di Jalan Tol Jakarta-Cikampek KM 50, diduga ada penyerangan pada polisi pada Senin, 7 Desember 2020 dini hari.

Yang kemudian dalam kejadian tersebut polisi mengatakan bahwa dirinya harus melakukan sebuah tindakan berupa menembak mati enam orang pengikut Habib Rizieq Shihab, sementara empat lainnya diketahui kabur.

Baca Juga: PWI Dorong Wartawan Jadi Garda Terdepan Mengungkap Kebenaran Soal Kasus Kematian 6 Anggota FPI

Akan tetapi disisi lain menurut Polda Metro Jaya, petugas yang saat itu berada di lapangan mendapat serangan dari Laskar FPI.

Petugas Polda Metro Jaya yang saat itu berada di lapangan menembak mati enam orang Laskar FPI dan simpatisan Habib Rizieq Shihab lantaran melakukan penyerangan terhadap petugas yang sedang bertugas penyelidikan.

"Ketika anggota Polda Metro Jaya mengikuti kendaraan yang diduga adalah pengikut MRS, kendaraan petugas dipepet lalu kemudian diserang dengan menggunakan senjata api dan senjata tajam," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran di Polda Metro Jaya.

Baca Juga: Ada Strategi Intelijen saat Buntuti Habib Rizieq, Mantan Petinggi BIN Bocorkan Analisisnya

Hal tersebut membuat Pengamat politik Rocky Gerung memberikan tanggapannya terkait peristiwa penyerangan dan penembakan enam orang Laskar Front Pembela Islam (FPI) di Tol Cikampek pada Senin 7 Desember 2020 dini hari lalu.

Seperti yang telah dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari sebuah video yang diunggah Selasa 8 Desember pada akun YouTube Rocky Gerung, Rocky menyebutkan bahwa ini merupakan kekacaun politik ditingkat makro yang seolah-olah dimanfaatkan untuk hal yang sifatnya mikro yaitu kasus Habib Rizieq Shihab.

Kemudian menurut Rocky bahwa negara ini harus memperlihatkan wajah beradabnya sebagaimana Komnas HAM bersikap dalam kejadian itu.

Baca Juga: Bicara Momentum Hari Anti Korupsi Sedunia, Novel Baswedan: Mari Kita Nyalakan Asa Bagi Negeri

Turut menambahkan sebuah penelusuran intelejen serta hasil terkait tewasnya enam orang FPI yang ingin diketahui masyarakat dan sampai hari ini belum masyarakat dapatkan.

Karena hasil yang sebenarnya terjadi di masyarakat terkait dengan insiden di ruas tol Jakarta-Cikampek ini sangat ingin diketahui oleh seluruh masyarakat.

Rocky pun menyebutkan bahwa seharusnya operasi intelijen itu senyap jangan sampai ketahuan namun apabila sampai ketahuan maka akan ada kekacauan koordinasi di dalam tim intelijen tersebut.

Baca Juga: Bantah Tuduhan Suap Djoko Tjandra, Irjen Napoleon: Tidak Pernah Ada Pembicaraan Tentang Uang

"Terlihat bahwa berantakan koordinasi kekuasaan, berantakan koordinasi intelejen, berantakan kemampuan analisis dari Istana tehadap keadaan," ujar Rocky

Bahkan Rocky Gerung pun mengatakan kalau kejadian ini berakar dari ketidak percayaan masyarakat terhadap hasil Pilpres yang berlanjut hingga sekarang.

"Ini membuat adanya benteng antara pemerintah dan oposisi," imbuhnya.

Baca Juga: 'Janji akan Transparan' Propam Polri Siap Investigasi Kasus Bentrok Laskar FPI vs Polisi

"Kita belum bisa memulihkan keakraban berwarga negara. Seharusnya pejabat ada diatas masalah ini, sehingga keakraban berwarga negara bisa dipulihkan lagi," jelasnya.

Dan Rocky Gerung pun menjelaskan bahwa Habib Rizieq Shihab adalah sebuah simbol perlawanan moral, walau sebagian melihat Habib Rizieq memiliki cacat moral

"Tapi Istana lebih banyak cacatnya, dibuktikan dengan ditangkapnya Mensos," pungkas Rocky.

Hingga kejadian ini dianggap sebagai sebuah bentuk demoralisasi Istana yang dampaknya menimbulkan perkelahian antar warga negara, kemudian diselesaikan oleh aparat keamanan.

Baca Juga: Ceritakan Awal Perkenalan dengan Djoko Tjandra, Tommy: Dulu Sebagai Teman Saja

"Ini harusnya diselesaikan dengan cara melihat diluar prinsip politikus. Jadi karena terbawa dengan suasana politik, maka terbunuhlah enam korban. Semua standar SOP tidak dilakukan oleh kekuasaan. Nah, karena ketiadaan tuntunan SOP demokrasi itu maka aparat juga bisa sesukanya melakukan aktivitas diluar pakem," ucap Rocky.

Pada fenomena yang terjadi pada peristiwa tersebut Rocky menambahkan bahwa urusan HAM harus benar-benar didahulukan dikarenakan kejadian itu sudah masuk ke dalam forum internasional.

Karena itulah Komnas HAM harus cepat-cepat melakukan pemetaan awal investigasi dari segi HAM.

Halaman:

Editor: Egi Septiadi

Sumber: Youtube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x