Ada Strategi Intelijen saat Buntuti Habib Rizieq, Mantan Petinggi BIN Bocorkan Analisisnya

- 9 Desember 2020, 16:40 WIB
Mantan Wakil Kepala BIN As'ad Said Ali
Mantan Wakil Kepala BIN As'ad Said Ali /Facebook As'ad Said Ali//Facebook As'ad Said Ali
PR CIREBON - Terkait kasus penyerangan yang terjadi antara Front Pembela Islam (FPI) kepada kepolisian telah mengakibatkan sebuah insiden baku tembak di jalan tol, bahkan enam anggota FPI kehilangan nyawa, dan empat orang dinyatakan melarikan diri oleh pihak kepolisian.
 
Tepatnya, kasus penembakan yang dilakukan polisi terhadap enam Laskar FPI di Tol Cikampek, Jawa Barat, pada Senin, 7 Desember 2020, terus menuai respons dari sejumlah pihak.
 
Namun begitu, Juru Bicara FPI, Munarman mengatakan bahwa itu sebagai tindakan yang dapat disebut pembantaian. 
 
 
 
Meski, pihak polisi beralasan terdesak harus melakukan upaya menembak mati enam orang pengikut Habib Rizieq Shihab, sementara empat lainnya diketahui kabur.
 
Akan tetapi, menurut Polda Metro Jaya, petugas yang saat itu berada di lapangan mendapat serangan dari Laskar FPI. 
 
"Ketika anggota Polda Metro Jaya mengikuti kendaraan yang diduga adalah pengikut MRS, kendaraan petugas dipepet lalu kemudian diserang dengan menggunakan senjata api dan senjata tajam," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran di Polda Metro Jaya.
 
 
Artinya, petugas yang saat itu berada di lapangan menembak mati enam orang Laskar FPI dan simpatisan Habib Rizieq Shihab lantaran melakukan penyerangan terhadap aksi penyelidikan.
 
"Terhadap kelompok MRS yang melakukan penyerangan kepada anggota dilakukan tindakan tegas dan meninggal dunia sebanyak enam orang," ucap Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran.    
 
Dari dua pernyataan yang berbeda antara pihak kepolisian dengan pihak FPI terkait Kasus penembakan tersebut, ternyata mendapatkan perhatian dari Mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) As'ad Said Ali. As'ad yang membeberkan operasi intelijen yang diketahuinya semasa menjabat dahulu.
 
 
As'ad Said Ali menuturkan bahwa dalam sebuah operasi intelijen ada yang disebut dengan misi penjejakan fisik yang bertujuan untuk mengetahui keberadaan orang yang tengah dipantau.
 
Tugas khusus polisi yang saat itu membuntuti iring-iringan mobil Imam Besar FPI Muhammad Rizieq Shihab atau Habib Rizieq disebut sedang menjalankan misi tersebut.
 
Sehingga aksi kekerasan dalam sebuah misi penjejakan fisik terhadap Habib Rizieq membuat Mantan Wakil Kepala BIN ini ikut angkat bicara dan membagikan ilmunya.
 
"Terjadinya aksi kekerasan antara beberapa anggota Polri dengan FPI di Karawang, mengusik saya untuk berbagi ilmu tentang 'penguntitan'. Istilah yang lazim dalam dunia intelijen adalah 'penjejakan fisik' atau 'physical surveillance'. Tujuannya adalah untuk mengetahui keberadaan lawan," ujar As'ad Said Ali, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com akun Facebook resmi As'ad Said Ali.
 
 
Kemudian, jika target yang dipantau sudah curiga dengan pergerakan pemantau, lanjut As'ad, maka dalam misi penjejakan fisik bahwa penjejak bisa membatalkan misi atau menghentikan mobil sembari berpura-pura terjadi kesalah pahaman.
 
"Kalau lawan curiga, penjejak bisa membatalkan misinya atau menekan lawan untuk menghentikan mobil, tetapi tetap berpura-pura tidak menjejaki yang bersangkutan, misalnya mengatakan ada kesalah pahamanan," ujar As'ad Said Ali.
 
Namun, ada sebuah kejadian atau perilaku fatal, jika terjadi sebuah kesalahan dalam sebuah misi penjejakan fisik yang dilakukan oleh petugas.
 
Artinya, jika sebuah misi penjejakan fisik terjadi sebuah kekerasan dan pembunuhan, maka penjejak memiliki misi lain selain memantau target atau petugas melakukan kecerobohan.
 
"Kalau sampai terjadi aksi kekerasan apalagi pembunuhan, maka misinya bukan surveillance, tetapi ada misi lain atau kecerobohan petugas. Walllahu a’lam," ucap Mantan Wakil Kepala BIN As'ad.
 
 
Oleh karena itu kini As'ad hanya dapat mendoakan agar tim penjejak atau petugas di lapangan yang membuntuti iring-iringan mobil Habib Rizieq dapat secara transparan menjelaskan kasus dengan jernih.
 
"Semoga tim bisa menjelaskan apa yang terjadi demi 'kebenaran'. Rakyat enggak usah ikut ikutan, jaga diri dari ancaman Covid-19," tutur As'ad Said Ali.
 
Sebagai informasi, As'ad Said Ali menjabat Wakil Kepala BIN selama 11 tahun terhitung dari tahun 2000 sampai pada tahun 2011.
 
Lebih detailnya, As'ad Said Ali menjabat sebagai Wakil Kepala BIN dalam masa tiga periode, tiga jabatan presiden yang berbeda, yakni Abudrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, dan Susilo Bambang Yudhoyono.***
 
 

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Facebook As'ad Said Ali


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x