Bantah Tuduhan Demo Omnibus Law Ditunggangi, Mahasiswa: Jangan Buat Marah, Aksi Kami Hasil Patungan

29 Oktober 2020, 07:39 WIB
Tangkapan layar Najwa Shihab berdiskusi dengan mahasiswa pemuda terkiat demo ditunggangi. /Youtube/Najwa Shihab

PR CIREBON – Aksi penolakan pengesahan Omnibus Law Undang-undang Cipta Kerja yang berkali-kali dilakukan oleh banyak elemen masyarakat seperti buruh dan mahasiswa, dituduh sebagai aksi yang ditunggangi dan disponsori.

Apalagi, aksi tersebut juga menimbulkan banyak kericuhan, seperti kerusakan halte Sarinah di DKI Jakarta.

Dalam acara yang dipandu presenter Najwa Shihab, Mata Najwa, pada Rabu, 28 Oktober dan diunggah di kanal YouTube Najwa Shihab pada Kamis, 29 Oktober, mahasiswa menjawab tudingan tersebut.

Baca Juga: Beredar Kabar Jokowi Akan Tinggalkan PDIP, Refly Harun: Masuk Akal, Demi Bangun Politik Dinasti

Asfinawati, Direktur Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), menjelaskan tentang kerusuhan yang terjadi dalam aksi penolakan Omnibus Law tersebut.

“Kebanyakan, yang berakhir katanya rusuh itu, karena massa aksi ditembaki gas air mata, bahkan sebelum lewat jam 5, dan ada juga pengejaran. Jadi, kekerasan terlebih dulu menimpa massa aksi, dan mereka berlarian menabrak sana sini,” jelasnya.

Asfinawati juga menjawab pertanyaan mengenai siapa yang melakukan kekerasan dalam aksi tersebut.

“Siapa yang melakukan kekerasan dalam aksi itu tidak jelas juga, tidak seluruh aksi melakukan kekerasan. Tapi di-framing, kalau aksi rusuh, yang ditangkap dan bertanggung jawab itu korlapnya, harusnya yang ditangkap yang melakukan kekerasan itu,” lanjutnya.

Baca Juga: Selain Erick Thohir, BPOM Ikut Pastikan Vaksin Covid-19 Bermutu dan Aman Sebelum Beri Izin Edar

Dia lalu mengungkapkan tentang video kekerasan yang beredar di media sosial.

“Ada yang menyambit bukan dari barisan massa lho, di video, tapi di deretan polisi berbaju hitam,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua BEM Universitas Negeri Yogyakarta, Bayu Septian, mengaku bahwa ia melihat mahasiswa yang mengamankan massa dengan border, karena banyak tembakan gas air mata.

“Jangan sampai gerakan kami, yang bermoral dan intelektual dikambing hitamkan dengan pernyataan beberapa orang bahwa gerakan kami ditunggangi,” kata Bayu.

Baca Juga: Selalu Dituding Sebagai PKI, Megawati: Saya Bukan PKI, Orang Tua Saya Dua-duanya Pahlawan

Dia menjelaskan bagaimana setiap mahasiswa mengandalkan uang patungan untuk bisa berdemo ke Jakarta.

“Kita anak-anak daerah sama kawan-kawan yang ada di pusat, patungan untuk berdemo ke Jakarta, untuk sewa mobil dan seterusnya. Tuduhan bahwa aksi mahasiswa disponsori dan ditunggangi malah menimbulkan amarah baru,” sambung Bayu.

Juru Bicara Kepresidenan, Fadjroel Rachman, menegaskan bahwa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bukan era orde baru, dimana orang yang hanya berdiam diri saja bisa hilang. Dia mempersilakan pihak yang mengalami tindak kekerasan saat berdemonstrasi untuk melapor.

Baca Juga: Fakta Baru Kebakaran Kejagung Ditemukan, Pembersih TOP Berbahan Solar Picu Kobaran Api

Bayu mengungkapkan bagaimana ia merasa pemerintah seolah menjadi malaikat yang bisa menentukan benar dan salah.

“Siapa yang sebetulnya membuat hoaks, kita atau pemerintah?” dia bertanya.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Youtube Najwa Shihab

Tags

Terkini

Terpopuler