Disebut-sebut sebagai Penemu Obat Virus Corona, Berikut Penjelasan Profesor Nidom dari Universitas Airlangga

6 Maret 2020, 20:14 WIB
Rempah-rempah.* //PRFM

PIKIRAN RAKYAT- Penyebaran virus corona yang cepat membuat negara-negara di dunia harus berpacu dengan waktu untuk menemukan antivirus.

Penelitian vaksin antivirus corona yang dilakukan Iran, Tiongkok, dan Amerika Serikat membutuhkan waktu 6-12 bulan ke depan.

Diketahui, Tiongkok sejak akhir januari lalu dikabarkan telah menemukan obat bernama Remdesivir dan sangat efektif dampaknya ketika diuji ke COVID-19 di Laboratorium.

Baca Juga: Masjid Agung Sumber Cirebon Bocor hingga Air Masuk Tempat Salat, Renovasi Dijadwalkan 2020

Tak hanya itu, Amerika dan Iran juga sedang mencoba mengembangkan penemuanya terkait antivirus corona ini.

Seakan tak mau kalah, di Indonesia baru-baru ini beredar kabar menyebut, bahwa kini ramuan rempah-rempah atau empon-empon bisa menangkal virus corona.

Klaim tersebut diklaim berasal dari hasil penelitian seorang Profesor Nidam dari Univesitas Airlangga, Jawa Timur, yang dibagikan melaui broadcast pesan singkat jejaring WhastApp.

Baca Juga: Viral Video Azab Berupa Badai Tornado Hantam India karena Kekerasan terhadap Kaum Muslim, Cek Faktanya

Narasi yang disebarkan itu, tidak hanya terkait klaim saja, namun disertai dengan daftar rempah-rempah yang dipilih untuk diracik.

"Pernyataan profesor Nidam dari Universitas Airlangga Jawa Timur mengenai virus corona,"

"Masyarakat Indonesia sebaiknya konsumsi empon-empon yang sudah dikenal luas di Indonesia, yaitu jahe, temulawak, kunyit, kayu manis dan sereh," demikian pesan singkat jejaring WhatsApp tersebut.

Baca Juga: Seperti di Dunia Nyata, Sissy Priscillia dan Vanesha Prescilla Beradu Akting Jadi Kakak-Adik di Film 'Backstage'

Dalam pesan singkat jejaring WhatsApp itu juga diungkap cara mengolah rempah-rempah tersebut untuk mengefektifkan penggunaannya dalam penagkal virus corona.

"Semunya digodog jadi satu supaya enak dan ditambah gula sedikit," lanjut pesan tersebut.

Diketahui, masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai pengguna obat tradisional, kerap memilih untuk memanfaatkan beragam jenis rempah yang dipercaya ampuh untuk menjaga kondisi tubuh.

Baca Juga: Masjid Agung Sumber Cirebon Bocor hingga Air Masuk Tempat Salat, Renovasi Dijadwalkan 2020

Namun, terkait klaim yang menyebut empon-empon dapat menyebuhkan infeksi COVID-19 berdasarkan hasil penelusuran @jabarsaberhoaks,dapat dipastikan bohong atau hoaks.

Seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari akun Instagram @jabarsaberhoaks, saat dihubungi, Nidom menyatakan bahwa dia tidak pernah menyebut empon-empon bisa memberantas atau menyembuhkan seseorang yang terinfeksi virus Corona.

Menurut Ia, empon-empon diduga bisa mengurangi dampak dari bahaya sitokin dan meningkatkan daya tahan tubuh.

Baca Juga: Viral Video Azab Berupa Badai Tornado Hantam India karena Kekerasan terhadap Kaum Muslim, Cek Faktanya

Nidom menyatakan pernah melakukan penelitian kecil tentang manfaat sejumlah rempah-rempah, yakni jahe, temulawak, kunyit, kayu manis, dan sereh, saat mewabahnya virus flu burung sekitar 2006-2007.

Saat itu, kondisi paru-paru pasien yang terinfeksi flu burung rusak parah sehingga memicu tingkat kematian yang tinggi.

Hasil penelitiannya menunjukkan kerusakan pada paru-paru itu disebabkan oleh banjir sitokin. Sebenarnya, sitokin adalah respon alamiah tubuh saat benda asing, seperti virus, bakteri, debu, atau rokok, masuk.

Baca Juga: Seperti di Dunia Nyata, Sissy Priscillia dan Vanesha Prescilla Beradu Akting Jadi Kakak-Adik di Film 'Backstage'

Namun, produksi sitokin di paru-paru bisa lebih banyak ketimbang di organ lain sebab terdapat oksigen di paru-paru yang menyebabkan adanya radikal bebas sehingga produksi sitokin berlebihan.

Menurut Nidom, sitokin ternyata bisa dikendalikan dengan curcumin, zat aktif yang terkandung dalam empon-empon.

Dia pun telah mengujinya pada hewan yang terinfeksi flu burung dan mendapati bahwa produksi sitokin menjadi lebih rendah setelah diberi curcumin.

Baca Juga: Tiga Mahasiswa UGM Dikabarkan Terinfeksi Virus Corona Sepulang dari Bali, Kadinkes Buka Fakta Sebenarnya

Namun, penelitian tersebut tidak berlanjut. "Waktu itu saya tidak lanjutkan lebih detail karena fokus untuk membuat vaksin flu burung," katanya.

Sebelum terdapat kasus positif virus Corona di Indonesia, Nidom mempelajari jurnal-jurnal penelitian untuk kasus di Wuhan, Cina.

Ia menemukan bahwa ada benang merah di mana virus Corona kategori highly patogenic (virus masuk ke paru-paru) bisa menyebabkan banjir sitokin.

Baca Juga: Masjid Agung Sumber Cirebon Bocor hingga Air Masuk Tempat Salat, Renovasi Dijadwalkan 2020

Oleh karena itu, dia menduga curcumin bisa mengendalikan sitokin dan mengurangi dampak sebagaimana halnya dengan flu burung.

Maka dapat dipastikan klaim tersebut, disinformasi, namun fakta mengenai curcumin dapat mengendalikan sitokinin memiliki kemungkinan benar.

Namun hingga kini belum dilakukan penelitian lebih lanjut terkait hal itu.***

Editor: Gugum Rachmat Gumilar

Sumber: JABAR SABER HOAKS

Tags

Terkini

Terpopuler