PIKIRAN RAKYAT- Usai Presiden Joko Widodo dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengungkap bahwa dua warga Depok dinyatakan positif virus corona, masyarakat Indonesia dirundung kekhawatiran.
Pasalnya, virus yang tengah menyebar selama dua bulan terakhir ini diketahui telah memakan korban jiwa sebanyak 3.387 dari sejumlah 98.437 terinfeksi.
Respons unik dari masyarakat Indonesia pun bermunculan, salah satunya fenomena panic buyer yang menyebabkan sejumlah pusat perbelanjaan dipadati pengunjung.
Baca Juga: Ada Guru Dibotaki di Sleman, FHPTK Berharap Tak Terjadi di Cirebon
Seperti diketahui, diduga dua orang warga Depok tersebut terinfeksi virus corona karena terlibat kontak langsung dengan warga negara Jepang sudah lebih dulu terinfeksi corona.
Berkenaan dengan dua warga Depok yang menjadi kasus virus corona pertama di Indonesia, baru-baru ini warga dibikin makin khawatir dengan beredarnya kabar yang menyebut tiga mahasiswa Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta positif terinfeksi virus corona. Kabar tersebut menyebar lewat pesan jejaring WhatsApp.
"Barusan pak bojo cerita, kalo tadi ketemuan sama dinas kesehatan di yogya sudah ada 3 orang yang terinfeksi virus COVID-19, anak UGM asli Bali, Total di Indonesia sudah ada 16 orang," bunyi pesan dari WhatsApp tersebut.
Kabar itu berujung pada opini bahwa ketiga mahasiswa tersebut terinfeksi karena ditularkan oleh warga negara asing di Bali.
Namun berdasarkan hasil penelusuran tim cek fakta @jabarsaberhoaks, dapat dipastikan bahwa broadcast terkait tiga mahasiswa UGM asal Bali yang dikabarkan positif COVID-19 itu, merupakan berita bohong atau hoaks.
Seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari akun Instagram @jabarsaberhoaks, Kepala Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, Pembayun Setyaning Astutie mengungkap, bahwa informasi itu bohong atau hoaks.