Jadi Topik Paling Sensitif, Facebook akan Batasi Karyawannya dalam Perdebatan Masalah Politik

- 18 September 2020, 22:09 WIB
Mark Zuckerberg pendiri Facebook.*/IST
Mark Zuckerberg pendiri Facebook.*/IST /

PR CIREBON – Pada Jumat, 18 September 2020 Facebook mengatakan akan memperbarui kebijakan diskusi internalnya untuk memberlakukan pembatasan pada karyawan dalam memperdebatkan masalah sosial dan politik.

Dilansir Pikiranrakyat-Cirebon.com dari Straits Times, juru bicara Facebook Joe Osborne mengatakan bahwa CEO Mark Zuckerberg menguraikan rencananya untuk pembatasan tersebut pada acara tanya jawab karyawan mingguan.

Osborne menambahkan rincian aturan baru akan diumumkan minggu depan.

Baca Juga: Diskriminasi Asia-Amerika Merebak Gegara Covid-19, Oposisi Trump Setujui Undang-Undang Anti-Rasisme

"Apa yang kami dengar dari karyawan kami adalah bahwa mereka menginginkan opsi untuk bergabung dalam debat tentang masalah sosial dan politik daripada hanya membaca dalam platform saja. Kami memperbarui kebijakan karyawan dan perangkat kerja untuk memastikan budaya kami tetap saling menghormati dan inklusif,” kata Osborne dalam sebuah pernyataan.

Joe Osborne mengatakan aturan baru akan berlaku untuk diskusi karyawan tentang bagaimana Facebook menangani konten yang sensitif secara politik di platformnya, yang menjadi subyek perdebatan internal yang intens akhir-akhir ini.

Dia mengatakan Facebook bertujuan untuk memastikan bahwa perdebatan tentang keputusan tersebut masih bisa berlangsung di ranah yang sesuai, tanpa menyumbat diskusi terkait pekerjaan lainnya.

Baca Juga: Kebakaran Kejagung dalam Penyidikan, ICW Tantang Kepolisian Libatkan KPK untuk Usut Tuntas Kasus

Perusahaan juga memperkuat kebijakan untuk menjaga percakapan tetap sopan dan melindungi karyawan yang kurang terwakili.

Seperti perusahaan teknologi lainnya, Facebook membanggakan dirinya dalam mendorong debat terbuka di dalam perusahaan, sambil mengambil tindakan tegas terhadap pengungkapan publik atas percakapan tersebut.

Percakapan mengalir dengan bebas di Workplace, yakni jaringan sosial internal yang menyerupai platform Facebook, dan Zuckerberg membuka dirinya untuk pertanyaan karyawan pada sesi tanya jawab mingguan.

Baca Juga: TREASURE Nyatakan Cinta dalam Comeback Pertama Lewat Lagu Bertajuk 'I LOVE YOU'

Akan tetapi karena staf menjadi semakin banyak yang buka suara tentang ketidaksepakatan mereka dengan Mark Zuckerberg, pernyataan yang diposting di Workplace telah bocor ke pers dan menjadi masalah perusahaan.

Diskusi semakin memanas setelah bulan Juni, ketika Zuckerberg memutuskan untuk tidak mengambil tindakan terhadap postingan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menggunakan frasa yang terkait dengan segregasi dan kebrutalan polisi.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Straits Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah