WHO Sebut Penggunaan Remdesivir Tidak Direkomendasikan untuk Pasien Covid-19

- 20 November 2020, 17:06 WIB
ILUSTRASI. Pengembangan remdesivir di Gilead Sciences: WHO menjelaskan bahwa pihaknya tidak merekomendasikan remdesivir sebagai obat bagi pasien Covid-19 karena masih kurang bukti yang meyakinkan
ILUSTRASI. Pengembangan remdesivir di Gilead Sciences: WHO menjelaskan bahwa pihaknya tidak merekomendasikan remdesivir sebagai obat bagi pasien Covid-19 karena masih kurang bukti yang meyakinkan /ANTARA/

Obat remdesivir diizinkan atau disetujui untuk digunakan sebagai pengobatan Covid-19 di lebih dari 50 negara.
Sementara itu, Gilead mempertanyakan hasil Uji Solidaritas WHO.

"Veklury diakui sebagai standar perawatan untuk perawatan pasien yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 dalam pedoman dari berbagai organisasi nasional yang kredibel," kata Gilead dalam pernyataan. Ia merujuk pada nama merek obat tersebut.

Baca Juga: Gunung Merapi Semakin Darurat, BPBD Sleman Sediakan 12 Barak Pengungsian Antisipasi Dampak Letusan

"Kami kecewa pedoman WHO tampaknya mengabaikan bukti ini pada saat kasus meningkat secara dramatis di seluruh dunia dan dokter mengandalkan Veklury sebagai pengobatan antivirus pertama dan satu-satunya yang disetujui bagi pasien Covid-19."

Dalam Panel Kelompok Pengembangan Pedoman (Guideline Development Group/GDG) WHO mengatakan rekomendasinya didasarkan pada tinjauan bukti, yang mencakup data dari empat uji coba acak internasional dengan melibatkan lebih dari 7.000 pasien yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19.

Kemudian, setelah meninjau bukti, panel mengatakan, disimpulkan bahwa remdesivir, yang harus diberikan secara intravena dan oleh karena itu mahal dan rumit untuk diberikan, tidak memiliki efek yang berarti pada tingkat kematian atau hasil penting lainnya bagi pasien.

Baca Juga: Kritisi Kerumunan Sebelum Kasus Petamburan, KSP Bantah Ada Perlakuan Berbeda pada HRS dan Anies

"Terutama mengingat implikasi biaya dan sumber daya yang terkait dengan remdesivir, panel merasa bertanggung jawab harus menunjukkan bukti kemanjuran, yang tidak ditetapkan oleh data yang tersedia saat ini," tambahnya.

Sebuah rekomendasi WHO terbaru muncul setelah salah satu badan utama dunia yang mewakili dokter perawatan intensif mengatakan antivirus tidak boleh digunakan untuk pasien Covid-19 di bangsal perawatan kritis.

Rekomendasi WHO itu, yang tidak mengikat, adalah bagian dari apa yang disebut proyek "pedoman hidup", yang dirancang untuk menawarkan panduan bagi para dokter untuk membantu mereka membuat keputusan klinis tentang pasien dalam situasi yang dinamis seperti pandemi Covid-19.

Halaman:

Editor: Irma Nurfajri Aunulloh

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah