Kok Bisa ya Gus Dur Andil Dongkrak Wisata Ziarah Situ Lengkong/Panjalu, Capres Harus Ziarah. Simak lengkapnya.

- 1 Februari 2023, 15:09 WIB
Dua orang yang sedang Kayaking di Situ Lengkong atau Situ Panjalu Ciamis, melewati  Pintu Gerbang Ziarah Makam Eyang Prabu Hariyang Kancana
Dua orang yang sedang Kayaking di Situ Lengkong atau Situ Panjalu Ciamis, melewati Pintu Gerbang Ziarah Makam Eyang Prabu Hariyang Kancana /Dok Iwan/

SABACIREBON-Masyarakat Kec. Panjalu Kab. Ciamis harus berterima kasih pada mantan Presiden Indonesia KH Abdurahman Wahid yang akrab disapa Gus Dur.

Setidaknya masyarakat di sekitar Situ Lengkong atau Situ Panjalu yang terkait dengan kepariwisataan.

Diakui atau tidak, ada andil besar Gus Dur dalam meningkatkan kunjungan wisatawan local atau domestic ke destinasi yang sampai sekarang masih terjaga asri. Kok bisa ya, apa hubungannya?.

Baca Juga: Pengobatan Herbal : Kirinyuh, Tanaman Obat Serbaguna dan Cara Mengolahnya (Bagian 2)

Dulu, tidak begitu banyak yang berkunjung ke Situ Panjalu ini. Namun kini, puluhan kendaraan wisatawan hampir setiap harinya datang ke Situ Panjalu.

Tidak mengherankan bila suasana ramai selalu menghiasi kawasan wisata ini. “Sekarang ramai dan dikenal, setelah Gus Dur pernah Haul disini,” tutur Doni Heryanto (63),  Ketua Badan Permusyawatan Desa (BPD) Desa Panjalu.

Doni pun berceritera. Gus Dur bukan hanya haul dan berziarah ke Makam Eyang Prabu Hariyang Jancana bin  Boros Ngora di Panjalu. Bahkan Gus Dur menyebutnya Mbah Panjalu.

Baca Juga: Inilah, Setidaknya 4 Tanda Perubahan Perilaku Orang yang akan Meninggal, dalam Menghadapi Syakaratul Maut

Menurut Gus Dur, sambung Doni, Boros Ngora ayah Mbah Panjalu pernah bertemu Sayidina Ali dan diberi pedang ‘Zulfikar’. Namun menurut kepercayaan secara turun temurun warga Panjalu, Boros Ngora ini pernah bertemu Sayid ali bin muhammad. "Ini hanya kepercayaan warga," kata Doni.

.“Sampai sekarang warga mempercayai ceritera turun temurun itu,” tutur Doni yang pernah menjadi kepala Desa Panjalu selama 14 tahun.

Sejak Gus Dur Haul di Panjalu itulah wisatawan semakin banyak datang, terutama untuk berziarah ke makam Eyang Prabu alias Mbah Panjalu. Wisata Ziarah.

Baca Juga: Begini Langkah bila Murid dan Guru Ngaji Ingin Dapat Pengobatan Gratis

Bahkan peziarah, setelah kunjungan Gus Dur tahun 2000 an, makin mempercayai Eyang Prabu atau Mbah Panjalu itu disejajarkan dengan wali. “Coba saja tanya peziarah. Pasti mereka berziarah juga ke Cirebon, Demak dan makam Wali Songo lainnya,” tutur Doni.

Tidak mengerankan juga bila para peziarah lebih banyak dari Jawa Timur dan Jawa Tengah. Beberapa peziarah yang sempat ditanya, menyebut sudah lebih dari 2 kali datang ke makam Mbah Panjalu yang terletak di di pulau di tengah  Situ Lengkong atau  Situ Panjalu.

Menurut Doni, Situ Panjalu memiliki luas 70 hektar, sedangkan luas Pulau Nusa Gede sekitar  9 hektar. Untuk mengantar berziarah, tersedia puluhan perahu kecil berkapasitas 25 orang.

Baca Juga: Inilah, 5 Langkah agar Lulus Menghadapi Ibtila atau Ujian Hidup dari Allah SWT

Pintu gerbang pulau yang kadang juga disebut Pulau Nusa Larang itu terlihat dari tepi danau dengan jelas. Hanya beberapa menit peziarah yang dikenakan biaya Rp 10 ribu per orang, sudah sampai ke gerbang. Gerbang ziarah terlihat dengan jelas dari tepi danau.

Gerbang ziarah terlihat mencolok dan  anggun, karena hanya ada gerbang yang nampak, di tengah hijaunya hutan seputar pulau.

Dari kepercayaan yang di anut warga Panjalu tentang Eyang Prabu, ada sebuah ritual tahunan setiap bulan Maulud. Warga menyebutnya tradisi Nyangku, mencuci benda pusaka yang tersimpan dalam sebuah bangunan yang disebut Bumi Alit.

Baca Juga: Menikmati Shalat di Tajug Unik, Kawasan Wisata The Wonderful Space of The West Java Agriculture Cibiuk Garut

Apakah yang dicuci termasuk pedang ‘Zulfikar’, belum sempat penulis tanyakan atau konfirmasi.

Namun satu hal yang pasti, Doni menyebut bahwa Gus Dur mengatakan, siapa pun yang ingin jadi presiden, Capres yang telah memiliki dan memenuhi syarat-syaratnya, wajib berziarah ke makam Eyang Prabu Hariyangkancana bin Boros Ngora ini.

“Saya mendengar langsung ucapan Gus Dur itu,” tegas Doni.

Baca Juga: Peristiwa Langka : Pengguna Nomor Punggung 13 itu Tersambar Petir pada Tanggal 13

Kini selain wisata ziarah, di Situ Panjalu sudah hadir pula wisata air, Kayaking atau naik perahu kayak.

Wisatawan akan diajak naik kayak (Kayaking) di tepi danau atau mengelilingi pulau. Menikmati indahnya Situ Panjalu dan menikmati pula indahnya pulau.

 Untuk mengelilingi pulau dengan prahu kayak, hanya butuh waktu 1 jam. “santai…Bisa menepi pulau dulu dan mengambil foto,” tutur operator Kayaking, Iwan Wahyudi.

Baca Juga: Wajib Coba! Resep Roti John Roti Tawar, Gampang Sekali Buatnya, Dijamin Enak...

Iwan juga sudah menyiapkan paket Kayaking, digabung dengan hiking di Suaka Margasatwa Gunung Sawal menuju Curug Tujuh dan nginap di Home Stay. “Kapasitas home Stay baru untuk 15 orang,” tutur Iwan.

Iwan menyebut sudah mulai banyak yang berKayaking, termasuk 3 turis Jerman yang berhasil ditahan oleh keindahan dan keasrian Panjalu dan stay selama 3 hari.***

 

 

Editor: Uyun Achadiat

Sumber: Liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah