PR CIREBON - Studi menyebutkan, bahwa jam kerja yang berlebihan memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan tubuh.
Bahkan yang paling mengerikan, jam kerja yang panjang dapat menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan kematian
Belakangan muncul studi baru yang menyatakan penyebab kematian terbesar di dunia belakangan ini adalah jam kerja yang berlebihan.
Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari PMJ News, penelitian ini kerjakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Buruh Internasional (ILO).
Penelitian tersebut memperkirakan, hampir terdapat dua juta orang per tahunnya meninggal disebabkan oleh penyakit dan cedera yang didapat dari pekerjaan.
Sebanyak 80 persen kematian disebabkan oleh penyakit tidak menular akibat kerja.
Baca Juga: Cerita Mantan Sopir Jokowi, Suliadi Sebut Sang Presiden Bantu Dorong Mobil Mogok
Sementara itu, sebagian kecil penyebab kematian, yaitu 20 persen sisanya disebabkan oleh kecelakaan kerja.
Selain itu durasi dalam bekerja juga mempengaruhi menjadi faktor lainnya. Disebutkan jika bekerja dalam waktu 55 jam bahkan lebih per minggunya dapat berdampak buruk bagi kesehatan.
Buruknya, dapat memiliki potensi bahaya sehingga dapat menjadi penyebab kematian.
Baca Juga: Beredar Kabar Jawa Barat Timbulkan Klaster Covid-19 usai PTM, Ridwan Kamil Beri Klarifikasi
Hal ini penting diketahui dan disosialisasikan supaya pekerja lebih banyak mendapat perlindungan dalam pekerjaan.
“Bekerja 55 jam atau lebih per minggu merupakan bahaya kesehatan yang serius,” ungkap Maria Neira, direktur Departemen Lingkungan, Perubahan Iklim dan Kesehatan WHO.
Di sisi lain Sekjen WHO menilai jam kerja yang panjang adalah satu-satunya pekerjaan yang paling mematikan.
Baca Juga: Cerita Ritual Sang Anak Sebelum Tidur Siang, Zaskia Adya Mecca: Biasanya...
Tedros menyatakan, telah tercatat sebanyak 750.000 kematian tiap tahunnya terjadi di seluruh dunia akibat jam kerja yang panjang.
Adapun faktor risiko yang lainnya, WHO dan ILO mempertimbangkan paparan polusi udara di tempat kerja, serta karsinogen dan kebisingan.
Namun, data tersebut belum termasuk dengan dampak kematian akibat infeksi virus Covid-19 yang menyebar di seluruh dunia.
Baca Juga: Serorang Pria di India Meminta Cerai karena Ulah sang Istri yang Tidak Mau Mandi Setiap Hari
Pandemi ini juga membuat banyak pekerja dari berbagai sektor memiliki risiko terkena dampak Covid-19, sebab mereka harus tetap bekerja di tengah pandemi ini berlangsung. ***