Jam Kerja Berlebihan Jadi Faktor Utama Penyebab Kematian, WHO Sebut Jam Kerja Panjang adalah Pembunuh

- 27 September 2021, 05:15 WIB
Ilustrasi. Sebuah studi menyebutkan, bahwa jam kerja yang berlebihan memiliki dampak buruk bagi kesehatan tubuh.
Ilustrasi. Sebuah studi menyebutkan, bahwa jam kerja yang berlebihan memiliki dampak buruk bagi kesehatan tubuh. /Pixabay.com/Geralt

Selain itu durasi dalam bekerja juga mempengaruhi menjadi faktor lainnya. Disebutkan jika bekerja dalam waktu 55 jam bahkan lebih per minggunya dapat berdampak buruk bagi kesehatan.

Buruknya, dapat memiliki potensi bahaya sehingga dapat menjadi penyebab kematian.

Baca Juga: Beredar Kabar Jawa Barat Timbulkan Klaster Covid-19 usai PTM, Ridwan Kamil Beri Klarifikasi

Hal ini penting diketahui dan disosialisasikan supaya pekerja lebih banyak mendapat perlindungan dalam pekerjaan.

“Bekerja 55 jam atau lebih per minggu merupakan bahaya kesehatan yang serius,” ungkap Maria Neira, direktur Departemen Lingkungan, Perubahan Iklim dan Kesehatan WHO.

Di sisi lain Sekjen WHO menilai jam kerja yang panjang adalah satu-satunya pekerjaan yang paling mematikan.

Baca Juga: Cerita Ritual Sang Anak Sebelum Tidur Siang, Zaskia Adya Mecca: Biasanya...

Tedros menyatakan, telah tercatat sebanyak 750.000 kematian tiap tahunnya terjadi di seluruh dunia akibat jam kerja yang panjang.

Adapun faktor risiko yang lainnya, WHO dan ILO mempertimbangkan paparan polusi udara di tempat kerja, serta karsinogen dan kebisingan.

Namun, data tersebut belum termasuk dengan dampak kematian akibat infeksi virus Covid-19 yang menyebar di seluruh dunia.

Halaman:

Editor: Gracia Tanu Wijaya

Sumber: Pikiran Rakyat PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah