Walau Tidak Menular, Dokter Spesialis Gizi Sarankan 3 Cara Pemeriksaan Penyakit Berikut

4 Juni 2020, 13:34 WIB
FOTO ilustrasi dokter muda.*/DOK. KABAR BANTEN /

PR CIREBON – Tidak semua penyakit menular seperti stroke, diabetes, hingga kanker. Namun terkadang penyakit-penyakit tersebut sulit diantisipasi.

Walau begitu, ada cara untuk bisa memeriksa risiko terkena penyakit untuk mencegahnya.

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs Antara, hal itu disampaikan oleh dokter spesialis gizi klinik di RS Pondok Indah – Puri Indah Raissa Edwina Djuanda.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Luas Pemberitahuan BNI Hubungi Nasabah untuk Pendaftaran Layanan SMS Notifikasi

Raissa mengatakan, setidaknya ada tiga cara untuk mengetahui risiko, salah satunya, mengukur indeks massa tubuh atau IMT.

Cara menghitung massa tubuh yakni: Berat Badan (kilogram)/Tinggi Badan (meter) dikuadratkan. IMT ideal wanita yakni 18,5-22,9.

Sementara jika di atas angka itu berarti sudah masuk kategori overweight (23-26,9) dan obesitas (di atas 27), lalu kurus jika IMT di bawah angka 18,5. Pada laki-laki, IMT normal yakni 18-25.

Baca Juga: Tersinggung dan Tak Akan Lagi Bantu Promosikan, Snap Inc Hapus Akun Snapchat Donald Trump

Cara kedua, mengukur lingkar pinggang. Pada perempuan, lingkar pinggang normal tak lebih dari 80 sentimeter, sementara laki-laki tidak melebihi 90 sentimeter.

"Lingkar pinggang, perempuan lebih dari 80 sentimeter, laki-laki lebih dari 90 sentimeter sudah berisiko kena penyakit tidak menular," kata Raissa dalam Live Webinar, Rabu, 3 Juni 2020.

Pemeriksaan ketiga yakni berdasarkan parameter lain antara lain gejala klinis seperti mudah merasa lelah, pengukuran tekanan darah, profil lemak, kadar gula darah serta memeriksa fungsi hati dan ginjal.

Baca Juga: Tuduhan Bagi Derek Chauvin Meningkat, Tiga Petugas Lain juga Dihadapi Dakwaan Kematian George Floyd

Untuk mendapatkan berat badan ideal, Raissa menyarankan pola makan bergizi seimbang, rutin melakukan aktivitas fisik atau berolahraga dan menerapkan gaya hidup sehat.

"Tidak boleh hanya sesaat, harus diulang-ulang, pertahankan ketiganya," ujar Raissa.

Kemudian pola makan sehat mencakup apa yang dimakan, di mana, bagaimana mengkonsumsinya dan kapan mengkonsumsinya.

Baca Juga: Pantau Protokol Kesehatan di Mall Cirebon, Uu Ruzhanul Ulum: Ada Tiga Pilar Sambut AKB di Jawa Barat

Tidak berarti melewatkan salah satu waktu makan ataupun camilan sehat. Asupan karbohidrat per hari yakni 3-4 porsi, sayuran dan buah 5 porsi, lauk pauk 2-4 porsi, lalu tingkatkan asupan protein untuk meningkatkan sistem imun.

“Diet bukan berarti tidak makan. Makan (sebaiknya) jangan mendekati waktu tidur, nanti bisa obesitas.

"Makan cepat banget juga tidak boleh karena kalori masuk atau makanan masuk lebih banyak, jadi sebaiknya durasinya standar. Porsi juga, pilih piring kecil agar porsi yang kita ambil lebih sedikit,” ujar Raissa.

Baca Juga: Beredar Luas Informasi Almarhum La Gode Dibunuh Ketika Menyerang Asrama TNI, Begini Faktanya

Selain itu, Raissa menyarankan untuk memantau berat badan minimal seminggu sekali sehingga jika ada peningkatan atau penurunan bisa lebih waspada.

Terakhir, perhatikan durasi tidur setidaknya Anda perlu tidur 6-8 jam per malam dan usahakan sudah tidur sebelum pukul 02.00.

"Jangan lewat dari jam 2 pagi, itu waktu deepest sleep atau tidur paling dalam. Sebelum itu sebaiknya sudah tidur, jam 11 atau 22.30 sudah mulai tidur," demikian menurut Raissa.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler