Diklaim Paling Aman, Pakar Kesehatan Sebut Vaksin mRNA Tidak Ada Efek Samping Jangka Panjang

3 September 2021, 18:15 WIB
Ilustrasi. Vaksin Covid-19 mRNA diklaim oleh beberapa pakar kesehatan adalah yang paling aman dan tidak memiliki efek samping jangka panjang. /PEXELS/Thridman

PR CIREBON - Dari berbagai jenis vaksin Covid-19, mRNA vaksin diklaim oleh beberapa pakar kesehatan adalah yang paling aman dan tidak memiliki efek samping jangka panjang.

BPOM Amerika menyetujui penggunaan vaksin Covid-19 Pfizer di negaranya, namun dalam siaran persnya, mereka mengatakan belum tahu soal efek samping jangka panjang vaksin Pfizer.

“Informasi belum tersedia tentang potensi hasil kesehatan jangka panjang.” katanya, seperti dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Jerussalem Post.

Baca Juga: Terawang Perasaan Putri Anne Hadapi Kontroversi Foto Mesra Arya Saloka, Denny Darko: di Luar Ekspetasi

Tal Brosh, kepala Unit Penyakit Menular di Rumah Sakit Universitas Samson Assuta Ashdod, Israel, mengatakan bahwa meskipun dia tidak dapat mengklaim apa yang akan terjadi dalam 10 tahun, namun tidak ada alasan yang benar untuk berpikir ada efek jangka panjang dari vaksin Covid-19, khususnya mRNA.

Dia menjelaskan bahwa meskipun belum ada vaksin Covid-19 lain yang diuji, namun vaksin mRNA telah terbukti tidak ada efek jangka panjang yang signifikan.

"Tidak ada bukti sesuatu terjadi kecuali itu terjadi dalam dua jam pertama, dua minggu atau dua bulan," kata Michal Linial, seorang profesor kimia biologi di Universitas Ibrani Yerusalem.

Baca Juga: Minta Putri Anne dan Arya Saloka Tak Perlu Baca Komentar Netizen, Denny Darko: Buat Seseorang ke Rumah Sakit

“Kami tidak tahu contoh lain dimana sistem kekebalan memutuskan untuk tiba-tiba bereaksi terhadap vaksin yang diberikan 15 tahun sebelumnya.” sambungnya.

Sebaliknya, lebih dari dua miliar orang di seluruh dunia telah diinokulasi terhadap Covid-19 dengan lebih dari lima miliar dosis.

Vaksin mRNA “mengajarkan" sel kita cara membuat protein atau bahkan hanya sepotong protein yang memicu respon imun di dalam tubuh kita.

Baca Juga: Terinpirasi ISIS, Seorang Pria Lakukan Serangan di Mal hingga Tewas di Tangan Polisi

Respon imun itu, yang menghasilkan antibodi, adalah yang melindungi kita dari infeksi jika virus yang sebenarnya masuk ke tubuh kita.

Brosh mengatakan bahwa ini tidak berarti bahwa vaksin mengubah kode genetik manusia.

Sebaliknya, dia mengatakan mRNA lebih seperti perangkat USB yang dimasukkan ke komputer: Ini tidak mempengaruhi hard drive komputer tetapi menjalankan program tertentu.

Baca Juga: Alami Kelaparan, Warga Korea Utara Culik Anak-anak dari Keluarga Kaya dan Minta Uang Tebusan untuk Makan

Messenger RNA adalah molekul yang sangat rapuh, artinya dapat dihancurkan dengan sangat mudah,” jelas Linial.

“Jika Anda meletakkan mRNA di atas meja, misalnya, dalam satu menit tidak akan ada mRNA yang tersisa. Ini berbeda dengan DNA, yang stabil seperti yang Anda dapatkan.”

Moderna dan Pfizer hanya mengirimkan urutan mRNA tertentu ke sel kita. Setelah mRNA berada di dalam sel, biologi manusia mengambil alih.

Baca Juga: Ferdinand Hutahaean Singgung Adab Wakil Ketua MUI Anwar Abbas

Ribosom membaca kode dan membangun protein, dan sel mengekspresikan protein dalam tubuh.

Ini adalah salah satu alasan utama untuk percaya bahwa tidak akan ada konsekuensi jangka panjang pada vaksin, kata Prof. Eyal Leshem, direktur Pusat Pengobatan Perjalanan dan Penyakit Tropis Pusat Medis Sheba.

“Jadi, bersama-sama kita tahu vaksin itu aman dan efektif. Ini berlaku untuk dosis awal dan mungkin juga untuk dosis booster,” kata Leshem.

Baca Juga: 3 Zodiak yang Terkenal Tidak Mau Menikah dan Sulit Diajak Serius

Dia juga mengatakan bahwa vaksinasi adalah satu-satunya cara untuk mengalahkan pandemi ini. ***

Editor: Gracia Tanu Wijaya

Sumber: Jerussalem Post

Tags

Terkini

Terpopuler