Soroti Utang Indonesia, Rizal Ramli: Pemerintahan Bisa Jatuh Kalau Terlalu Nurut sama IMF

24 Desember 2020, 10:13 WIB
Kolase potret Rizal Ramli (kiri) dan Menkeu Sri Mulyani (kanan). /Dok. Pikiranrakyat.com dan ANTARA/Dhemas Reviyanto.

PR CIREBON – Pakar ekonomi Rizal Ramli menyoroti soal masalah perekonomian dan kembali menyinggung soal hutang Indonesia kepada Bank Dunia (IMF).

Hal itu disampaikan mangtan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman tersebut lewat kanal YouTube Fadli Zon Official yang diunggah pada Rabu, 23 Desember 2020.

Ramli mengaku, sangat menyayangkan tindakan Menteri Keuangan, Sri Mulyani yang terlalu bermurah hati untuk mengambil hutang kepada IMF yang bunganya sangat tinggi.

Baca Juga: Soroti Perekonomian di Masa Pandemi, Rizal Ramli: Lebih Gawat dari Krisis 98

Menurutnya, hal itu sangat membebankan rakyat, bahkan pemerintahan pun bisa jatuh dan terjadi kekacauan akibat hutang terlalu banyak dan tak bisa membayarnya.

Ramli mencontohkan, di masa tahun 1998, Pemerintahan Soeharto jatuh lantaran turut campur IMF soal memberikan bantuan cairan dana. Bahkan, Presiden Yunani yang begitu besar pun bisa jatuh karena IMF.

“Pemerintahan bisa jatuh nanti. Jangan sampai kita nanti kaya Presiden Yunani, terlalu ngikut IMF akhirnya jatuh. Soeharto juga jatuh waktu itu karena ngikutin saran IMF,” ujar Ramli, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Youtube Fadli Zon Official.

Baca Juga: Setelah Dilantik, Menkes Budi Gunadi Sadikin Tancap Gas Kejar Target Kesiapan Vaksinasi Covid-19

Lebih lanjut, Ramli memberi contoh, pola dalam mengatasi krisis dunia pada tahun 1998 dahulu.

Menurutnya, ada tiga pola yang dilakukan negara-negara yang mengalami krisis 1998 tersebut.

Pertama, pola langkah yang dilakukan negara Korea Selatan. Pada saat itu, untuk mangatasi krisis, Presiden Korea membawa 10 pengusaha besar Korea ke New York dan melakukan restrukturisasi kredit.

Baca Juga: Soroti Rangkap Jabatan Tri Rismaharini, Mardani Ali Sera Sebut 4 Hal yang Harus Jadi Perhatian

Lalu begitu pulang ke negaranya, ekonomi pun mulai reborn dan pulih dari krisis.

Kedua, pola yang dilakukan bangsa Indonesia, yang malah mengundang IMF dan meminjam hutang hingga akhirnya krisis menjadi semakin buruk.

“Indonesia begitu krisis, undang IMF, saya satu-satunya yang nggak setuju waktu itu, karena nanti krisis akan lebih dalam lagi, tapi mayoritas setuju, akhirnya Soeharto tenggelam dalam rayuan IMF. Lalu kemudian krisis semakin parah dan dia pun jatuh,” jelas Ramli.

Baca Juga: Konflik Ethiopia Masih Berlanjut, Pria Bersenjata Bunuh Lebih dari 100 Orang

Lalu yang ketiga, pola Negara Malaysia. Ia menyebut, Presiden Malaysia juga banyak disarankan oleh para pembantunya untuk mengundang IMF untuk membantu krisis Malaysia.

Tetapi, ada satu nasihat yang menentangnya, lalu kemudian Presiden Malaysia pun menurut untuk tidak meminta bantuan pada IMF.

Selanjutnya, Malaysia memperkenalkan sistem Capital Control, akhirnya mata uang Malaysia stabil, ekonomi pulih dan Presiden Malaysia tidak jatuh saat itu.

Baca Juga: Kumpulan Sajian Khas Natal Seluruh Dunia, Mulai dari Indonesia hingga Jepang

“Beda sekali dengan  Indonesia,” ujar Ramli.

Ramli menegaskan bahwa mengatasi krisis tidak harus dengan meminjam hutang kepada IMF, karena hanya akan membuat lubang krisis semakin besar dan kekacauan semakin tinggi.

Namun sayangnya, kata Ramli, tidak banyak pejabat Indonesia yang paham soal ini. Meski begitu, Ramli menekankan sekali lagi, untuk semester depan di tahun 2021 jika mengalami krisis sebaiknya jangan meminta bantuan kepada IMF.

Baca Juga: Soal Polemik Rangkap Jabatan Tri Rismaharini, Musni Umar: Tidak Boleh Menurut Undang-Undang

“Pelajarannya jika semester depan kita alami krisis, jangan mudah minta tolong ke IMF. Setiap IMF dateng rupiah anjlok, bukan malah naik malah anjlok. Itulah blunder akibat ikut saran IMF,” pungkas Ramli.

***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: YouTube Fadli Zon Official

Tags

Terkini

Terpopuler