PR CIREBON - Konflik bersenjata di wilayah Ethiopia Barat masih berlanjut hingga Rabu, 23 Desember 2020 kemarin.
Hingga kemarin, terjadi sebuah serangan oleh pria bersenjata yang telah menewaskan lebih dari 100 orang dalam satu serangan.
Menurut Otoritas Nasional Hak Asasi Manusia, terdapat serangan berdarah di wilayah Benishangul-Gomez di Ethiopia Barat yang menewaskan lebih dari 100 orang.
Baca Juga: Setelah Dilantik, Menkes Budi Gunadi Sadikin Tancap Gas Kejar Target Kesiapan Vaksinasi Covid-19
"Lebih dari 100 orang ditembak mati dalam serangan oleh orang-orang bersenjata," ungkapnya dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al Arabiya.
Dari kejadian tersebut, para warga mengkonfirmasi tentang puluhan orang yang tewas dalam serangan bersenjata itu.
"Saya melihat puluhan mayat di lapangan dekat rumah," ucap seorang petani di kota Boleyn.
Baca Juga: Soal Ekpsor Benih Lobster, Susi Pudjiastuti: Usai Saya Tak Lagi Menjabat, Larangan itu Diabaikan
Tidak hanya itu saja, bahkan penduduk kota lainnya pun menyatakan bahwa orang-orang bersenjata itu menyerbu daerah tersebut sekitar pukul empat sore dan terdapat 20 mayat di lokasi yang berbeda.
Banyak saksi yang mengetahui pembantaian tersebut, bahkan seorang petugas medis setempat mengungkapkan bahwa ia dan rekan-rekannya merawat 38 orang yang terluka dan kebanyakan dari mereka mendapatkan sebuah luka tembak.
"Kami tidak siap menghadapi masalah ini, dan kami kehabisan obat," kata seorang perawat di fasilitas medis yang sama.
Baca Juga: Pengamat Asing Menilai Perombakan Kabinet Indonesia Maju Tak Jadi Obat Mujarab di Krisis Covid-19
Perawat tersebut juga menambahkan bahwa ada seorang anak laki-laki berusia lima tahun meninggal dunia saat dibawa ke klinik.
Seorang pejabat di wilayah tersebut, yang tidak mau disebutkan namanya, menyatakan bahwa pihak berwenang telah diberitahu tentang serangan itu.
Pihak berwenang disebut sedang memverifikasi perincian mengenai identitas penyerang dan korban, tetapi dia tidak memberikan informasi tambahan.
Baca Juga: Soroti Rangkap Jabatan Tri Rismaharini, Mardani Ali Sera Sebut 4 Hal yang Harus Jadi Perhatian
Serangan itu terjadi sehari setelah Perdana Menteri Ethiopia Abi Ahmed, Kepala Staf Angkatan Darat Berhanu Gula, dan pejabat federal senior mengunjungi kawasan itu.
Kunjungan tersebut bertujuan untuk menyerukan perdamaian, setelah kawasan itu menyaksikan sejumlah insiden fatal antara kelompok etnis yang bersaing
Serangan besar terbaru di daerah itu terjadi pada 14 November, ketika orang-orang bersenjata menyerang sebuah bus hingga menewaskan 34 orang.***