Jelang Pemilihan Umum Presiden Amerika Serikat, Dolar Mencapai Nilai Tertinggi di Dunia

- 3 November 2020, 14:44 WIB
Seorang petugas money changer menunjukkan uang kertas Dolar AS dan Rupiah.
Seorang petugas money changer menunjukkan uang kertas Dolar AS dan Rupiah. /kartika mahayadnya/antaranews.com

PR CIREBON - Pemilihan Presiden di Amerika Serikat (AS) tampaknya mempengaruhi mata uang di seluruh dunia dan beberapa aset.

Diketahui saat ini Dolar AS mencapai nilai tertinggi terhadap beberapa mata uang dunia pada akhir perdagangan Selasa pagi WIB.

Dolar yang menguat dalam sepekan terakhir ini dikarenakan sentimen resiko memburuk dengan investor mengurangi posisi mereka akibat ketidakpastian atas hasilnya.

Baca Juga: Positif Covid-19 hingga Dirawat Dua Minggu, Melaney Ricardo: Seluruh Sendi, Rasanya Ngilu Parah

"Langkah yang kami lihat minggu lalu adalah gerakan yang cukup luas dan saya pikir itu sangat masuk akal. Orang secara alami skeptis tentang segala jenis ramalan sehubungan dengan pemilihan setelah apa yang terjadi empat tahun lalu," ujar Erik Nelson, ahli strategi makro di Wells Fargo di New York, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara News.

Saat ini pesaing Presiden Donald Trump, Joe Biden memimpin jajak pendapat nasional, tetapi persaingan tersebut terlihat cukup ketat di negara bagian.

Namun diprediksi Donald Trump mampu memenangkan 270 suara Electoral Collage yang dibutuhkan untuk kemenangan.

Baca Juga: Gelombang 11 Kartu Prakerja Telah Dibuka, Yuk! Simak Syarat dan Cara Mendaftarnya

Berdasarkan jejak sejarah, investor merasa ragu mempercayai jajak pendapat setelah mayoritas gagal memprediksi kemenangan Donald Trump pada 2016.

"Semakin dekat pemilihan, semakin besar kemungkinan untuk ditunda atau dipertentangkan dan itu adalah badai yang sempurna untuk aset-aset berisiko jatuh" jeals Nelson.

Lonjakan kasus virus Covid-19 global juga membebani sentimen. Di Eropa, kasus positif Covid-19 meningkat dua kali lipat dalam lima minggu, dengan total infeksi lebih dari 10 juta.

Baca Juga: Dipanggil Bareskrim Polri sebagai Saksi, Refly Harun: Jangan Menganggap Ini Seolah-olah Sudah Salah

Pound Inggris juga melemah setelah Perdana Menteri Boris Johnson mengumumkan penutupan satu bulan di seluruh Inggris Raya pada akhir pekan.

Sterling turun ke level 1,285 Dolar, terendah sejak 7 Oktober 2020. Terkahir diperdagangkan di kisaran 1,290 Dolar, melemah sebesar 0,32 persen.

Federal Reserve akan mengakhiri pertemuan dua harinya pada 4 November 2020. Data pekerjaan AS untuk Oktober juga menjadi fokus.***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x