"Itu adalah urusan Satpol PP, urusan aparat keamanan. Apalagi pernyataan pernyataan untuk membubarkan Front Pembela Islam (FPI), waduh Pangdam Jaya sudah terlalu jauh melangkah," ucapnya.
Pria berdarah Minang itu juga mangatakan sejak reformasi Indonesia sepakat untuk menghilangkan Dwifungsi Abri atau sekarang TNI.
"Jadi ABRI atau TNI sekarang sudah tidak ikut-ikutan lagi di wilayah politik," jelas Refly.
Baca Juga: Hati-Hati, BMKG Memprakirakan Potensi Cuaca Ekstrem pada Tanggal 21 sampai 26 November 2020
"Apa urusannya dengan copot mencopot baliho HRS tersebut?" imbuhnya.
Sebelumnya, Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman meminta tidak ada pihak yang seenaknya dan coba-coba dengan TNI. Dudung bahkan meminta FPI dibubarkan dan tidak bersikap seenaknya.
"Kalau perlu, FPI bubarkan saja itu. Bubarkan saja. Kalau coba-coba dengan TNI, mari. Sekarang kok mereka ini seperti yang ngatur, suka-sukanya sendiri. Saya katakan, itu (penurunan baliho) perintah saya. Dan ini akan saya bersihkan semua, tidak ada itu baliho yang mengajak revolusi dan segala macam," ujarnya.
Baca Juga: Anak dan Menantu HRS Tak Hadiri dalam Pemeriksaan, Humas Polri Menduga Memang Ada Pelanggaran Prokes
Tak hanya itu, Dudung menegaskan pihaknya akan menindak tegas jika ada yang mengganggu persatuan. Ia juga menyinggung soal umat Islam, yang seharusnya bertutur kata dan bersikap baik.
"Jangan coba mengganggu persatuan dan kesatuan. Jangan merasa mewakili umat Islam, tidak semua, banyak umat Islam yang berkata, berucap, dan bertingkah laku baik," kata Dudung.