Pernyataan Pejabat Bukan Suara Istana, Refly Harun Sebut Ini yang Harus Dibereskan Moeldoko

- 15 November 2020, 11:51 WIB
Ahli Hukum Tata Negara, Refly Harun: Moeldoko menyebutkan bahwa pernyataan pejabat jangan diartikan jadi suara Istana, hal ini membuat Refly Harun senang dengan sikap Moeldoko.
Ahli Hukum Tata Negara, Refly Harun: Moeldoko menyebutkan bahwa pernyataan pejabat jangan diartikan jadi suara Istana, hal ini membuat Refly Harun senang dengan sikap Moeldoko. /Tangkapan layar YouTube Refly Harun./

Dia menjelaskan kalau hal ini mengesankan orang-orang itu ingin mencari panggung, padahal sejatinya yang namanya kantor staf presiden itu harusnya mereka think tank.

"Tapi di kita sudah salah kaprah, dia tidak hanya think tank tapi juga implementator, dia memonitor misalnya program-program strategis dan sebagainya, itu yang pernah saya lihat dari bunyi Perpres Peraturan Presidennya, aneh memang," urai Refly.

Sehingga menurutnya, tidak heran yang namanya KSP, Kantor Staf Presiden, itu akhirnya menjadi birokrasi yang gemuk.

Baca Juga: 15 Karyawan Positif Covid-19, PLTU Cirebon Pastikan Operasional Tak Terganggu

"Ada deputi di sana, ada staf-staf ahlinya, ada birokrasi selayaknya, mulai dari level 1, Eselon 3, dan lain sebagainya. Sehingga kantor staf presiden berkembang menjadi institusi yang gemuk dan besar. Saya membayangkan nanti presiden yang baru itu barangkali berpikir untuk membubarkan kantor itu," kata Refly.

"Kenapa begitu? karena kantor ini kantor yang sangat ibaratnya Jokowi minded, betul-betul mengangkat orang-orang yang berjasa di dalam proses berpemilu, sehingga mereka diberikan tempat di kantor staf presiden. Lihat saja nama-nama yang beredar selama ini misalnya. Sementara di Kantor Staf Kesekretariatan Negara atau Kementerian Sekretariat Negara orangnya tidak banyak," ujarnya

Dia menceritakan kalau kemarin, dia dipertemukan dengan orang KSP.

Baca Juga: Sempat Musuhan, Pemerintah AS Izinkan Chip 4G Qualcomm Dijual Ke Huawei

"Yang saya tahu bahwa salah satu dalam tim sukses Presiden Jokowi di Pilpres kemarin, berbicara mengatasnamakan Istana juga, sebagai tenaga ahli KSP," katanya.

"Yang paling fenomenal tentu Ngabalin, bolak-balik ke sana ke mari mengatasnamakan sebagai, ya memang tenaga ahli kedeputian di KSP tapi seolah-olah mengatasnamakan diri sebagai juru bicara presiden atau Istana," ucapnya melanjutkan.

Halaman:

Editor: Irma Nurfajri Aunulloh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah