Lahirnya Partai Masyumi, Pengamat Sebut Isu Politik Berbasis Agama Sedang Dipopulerkan Kembali

- 11 November 2020, 18:46 WIB
Lambang partai Masyumi: Pengamat politik menyebutkan saat ini isu politik berbasis agama tengah dipopulerkan kembali terkait lahirnya Partai Masyumi./RRI  Area lampiran
Lambang partai Masyumi: Pengamat politik menyebutkan saat ini isu politik berbasis agama tengah dipopulerkan kembali terkait lahirnya Partai Masyumi./RRI Area lampiran /

PR CIREBON - Deklarasi Partai Masyumi sebagai partai politik baru bernuansa Islam mencerminkan isu politik identitas sedang cukup populer atau dipopulerkan kembali. Hal tersebut diungkapkan oleh Pengamat Politik dan Pemerintahan Universitas Indonesia (UI), Dr. Ade Reza Hariyadi.

"Ini ditangkap sebagai momentum di mana isu politik identitas terutama berbasis agama sedang cukup populer atau dipopulerkan kembali,"ujar Ade, seperti dikutip dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari RRI pada Rabu, 11 November 2020.

Diketahui sebelumnya, Partai Masyumi menggelar acara deklarasi resmi dan rencana pencalonan anggota partai, yang digelar di Gedung Dewan Dakwah, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 7 November 2020.

Baca Juga: Tidak Menemukan Bukti dan Hukum Baru pada Kasus Habib Rizieq, Polda Jabar: Sudah Terbit SP3

Dalam acara tersebut, Ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Partai Islam Ideologis (BPU-PPII) A. Cholil Ridwan mengatakan, pihaknya resmi mengajak Ustaz Abdul Somad (UAS) untuk ikut menjadi anggota Majelis Syuro Partai Masyumi.

Pembentukan partai baru berbasis Islam dengan menggandeng beberapa tokoh agama seperti UAS, menurut Ade mengandung harapan dari para pendiri untuk membentuk kekuatan politik alternatif di luar partai-partai yang ada.

"Harapannya menjadi mainstream politik alternatif atau kekuatan politik alternatif di luar partai-partai yang sudah ada ya," ucapnya.

Baca Juga: Gunung Merapi Berstatus Siaga, Pemkot Magelang Siapkan Tempat Pengungsian Bagi Warga

Ade juga mengungkapkan, munculnya partai baru ini harus memberikan isu politik baru, yang sesuai perubahan zaman, dan tidak dapat hanya semata membawa politik historical semata.

Halaman:

Editor: Irma Nurfajri Aunulloh

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah