Survei UNICEF Menunjukkan Tingkat Kesadaran Masyarakat Indonesia Sangat Rendah untuk Tertib Prokes

- 6 November 2020, 07:33 WIB
Ilustrasi masyarakat tertib protokol kesehatan, menggunakan masker di tempat umum./Pikiran Rakyat
Ilustrasi masyarakat tertib protokol kesehatan, menggunakan masker di tempat umum./Pikiran Rakyat /

PR CIREBON – Berdasarkan hasil survei Nielsen dan UNICEF menyatakan bahwa tingkat kesadaran masyarakat Indonesia untuk tertib dan patuh terhadap penerapan protokol kesehatan (prokes) masih sangat rendah.

Padahal, sebagaimana diketahui bahwa salah satu kunci untuk mencegah wabah Covid-19 semakin meluas, untuk saat ini cukup dengan memperketat penerapan protokol kesehatan berupa 3M, seperti Memakai Masker, Mencuci Tangan, dan Menjaga Jarak selama vaksin Covid-19 belum resmi diluncurkan.

Dari survei yang dilakukan terhadap enam kota yakni Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Makassar dan Semarang menunjukkan bahwa yang tertib dan patuh terhadap prokes secara penuh hanya sekitar 31,5 persen.

Baca Juga: Langgar SOP hingga Diblacklist TNGR, Fiersa Besari Klarifikasi Kesalahannya

Sementara yang menerapkan protokol kesehatan secara parsial (dua paket dari tiga paket) sebanyak 36 persen dan yang menerapkan prokes hanya satu paket saja 23,2 persen. Sedangkan sisanya 9,3 persen sama sekali mengabaikan prokes.

Spesialis Komunikasi Perubahan Perilaku UNICEF, Rizky Ika Syafitri, menyatakan bahwa kota yang paling patuh terhadap penerapan prokes dari enam lokasi tersebut adalah Jakarta dan Semarang.

Hal ini, menjadi pertanda bahwa kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatannya dari paparan Covid-19 cukup baik.

Baca Juga: Sinyal Radio Misterius Terdeteksi dari dalam Bima Sakti, Ahli Astrofisika Sebut Itu Paling Bercahaya

“Masyarakat sudah tahu tentang bahaya Covid-19, namun ada juga yang pengetahuannya keliru dan tidak lengkap, ini akan berdampak pada perilaku,” kata Rizky dalam keterangannya, Kamis 5 November 2020, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari RRI.

“Maka, ketika komunikasi ditingkatkan implementasi satu paket 3M akan meningkat dari capaian sekarang,” lanjutnya.

Seperti diketahui bahwa upaya penanganan Covid-19 menjadi kunci utama agar kehidupan bisa kembali normal seperti semula. Semua pihak juga sepakat bahwa pengendalian wabah juga menjadi strategi utama dalam upaya pemulihan ekonomi nasional.

Baca Juga: Penting Bagi Anda yang Sedang Diet, Kebiasaan Bermain Ponsel Sebelum Tidur, Bisa Naikkan Berat Badan

Saat ini, pertumbuhan ekonomi anjlok disebabkan wabah pandemi Covid-19 telah menyerang berbagai sisi kehidupan ekonomi masyarakat dari UMKM hingga korporasi.

Sementara itu Konsultan Unicef Indonesia, Risang Rimbatmaja menjelaskan perlunya edukasi lebih lanjut tentang cara penularan Covid-19. Termasuk diantaranya adalah edukasi secara komprehensif terkait dengan fenomena orang tanpa gejala (OTG).

Pasalnya pasien OTG sangat rentan menularkan virus kepada lingkungannya ketika dirinya abai untuk menerapkan prokes secara ketat.

Baca Juga: Menko PMK Sebut Penyaluran Bansos Berlanjut di Tahun 2021: Awal Januari Bisa Segera Disalurkan

“Harus ada edukasi lebih lanjut. Ada fenomena mispersepsi bahwa saya sehat. Konsep OTG belum betul-betul masuk di benak orang. Jangan sampai masyarakat menganggap, hanya karena seseorang terlihat sehat maka Ia tidak terjangkit, bisa jadi OTG,” kata Risang.***

Editor: Irma Nurfajri Aunulloh

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah