Ia menilai ada perbedaan mendasar antara kebebasan dan kesengajaan untuk menghina, mengolok-olok dan merendahkan apalagi hal itu ditujukan kepada Nabi yang sangat dimuliakan oleh 1,9 miliar umat Islam dunia.
Juwaini menilai, Macron harusnya mencontoh sikap pemimpin dunia lainnya yang dengan tegas tidak akan mengizinkan penerbitan karikatur penghinaan kepada Nabi Muhammad seperti yang diekspresikan Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau.
Baca Juga: Bawaslu Tegaskan ASN yang Terlibat dalam Pilkada Serentak 2020 Bisa Dipidana
Menurutnya, tidak ada kebebasan yang tanpa batas, apalagi sampai melukai umat Islam dunia. Karena itulah, seharusnya Presiden Macron bersikap seperti gentleman dengan meminta maaf kepada umat Islam dunia.
"Selanjutnya, mari promosikan ketertiban dan perdamaian dunia dengan mendukung kebebasan yang bertanggung jawab, yang tidak melukai umat Islam dunia dan umat agama manapun," katanya.***