Merasa terdesak Prancis meminta pemboikotan segera dihentikan, meski demikian pihaknya tidak meminta maaf dan justru menganggap pemboikotan tersebut tidak mendasar.
Macron presiden Perancis menghina umat Islam dengan bahkan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Islam adalah umat yang krisis, pada reaksi umat Islam saat itu tidak berlebihan.
Baca Juga: Bak Lompatan Tupai Terjatuh Juga, Curanmor Jakbar yang Sudah Belasan Kali Mencuri Akhirnya Ditangkap
Kenapa karena sudah ada penghinaan terhadap nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.
Menanggapi hal ini, Gus Miftah yang merupakan salah satu ulama Indonesia mendesak pemerintah untuk memberikan peringatan pada Prancis agar meminta maaf pada umat Islam.
Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari akun Instagram Gus Miftah, dia menyinggung pada pemerintah Indonesia yang tidak mengambil sikap apapun selama isu penghinaan terhadap Nabi Muhammad yang menyinggung umat Islam dan telah bergulir sekitar satu bulan lamanya.
Baca Juga: Bersedih atas Penyerangan di Wina Austria, Macron: Musuh Harus Tahu dengan Siapa Mereka Berurusan
"Dear, pemerintah khususnya Bapak Presiden. Saya Gus Miftah, orang yang memilih pemerintah ini memohon kepada pemerintah untuk memberi peringatan kepada presiden Prancis." ujar Gus Miftah.
"Untuk menegur dan menekannya supaya minta maaf kepada umat Islam di dunia, karena kami merasa sakit hati ketika Nabi kami dihina dan reaksi presiden Prancis justru menyalahkan agama kami." ucap Gus Miftah.
Gus Miftah menekankan agar pemerintah Indonesia menuntut Prancis untuk meminta maaf agar umat islam tidak menganggap pemerintah melakukan pembiaran.