Banyak Pemuda Tidak Percaya Bisa Tertular Covid-19 dan Tidak Patuhi Protokol Kesehatan

- 29 Oktober 2020, 09:13 WIB
Ilustrasi pemuda Indonesia.
Ilustrasi pemuda Indonesia. /

PR CIREBON – Dalam momentum peringatan hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2020, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr. Daeng M Faqih menyoroti sejumlah fakta di lapangan terkait respons anak-anak muda dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Dilansir Pikiranrakyat-Cirebon.com dari Antara News, dia mengutip data dari survei Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 tentang perilaku masyarakat di masa pandemi Covid-19. Dia menjelaskan bahwa sebanyak 17 dari 100 responden yang masih tidak percaya dirinya bisa terkena Covid-19 berasal dari kelompok usia 17 hingga 30 tahun.

"Yang percaya Covid-19 tidak ada, tidak mungkin menular banyak di usia muda yang banyak berhubungan dengan orang karena mobilitas tinggi, banyak berhubungan dengan orang karena terikat dengan internet. Ini sangat disayangkan, masyarakat kita masih ada saja yang tidak percaya bahkan tidak percaya Covid-19 itu ada," ungkapnya dalam peluncuran kampanye #PesanPemuda (Program Edukasi Perilaku Hidup Bersih Sehat dari dan untuk untuk Pemuda) secara virtual.

Baca Juga: Berbuat Kejahatan di Tengah Demo Tolak Omnibus Law, Pencopet Menyamar Mahasiswa Diamankan Polisi

Selain itu, Daeng juga menyinggung protokol kesehatan yang belum masyarakat Indonesia terapkan secara menyeluruh dengan berbagai alasan, namun umumnya karena tidak ada sanksi (lebih dari 55 persen) dan mengganggu pekerjaan (33 persen).

Menurut data BPS, orang masih enggan menerapkan protokol kesehatan karena alasan tidak ada kejadian penderita Covid-19 di lingkungan sekitar mereka (33 persen), harga masker dan hand sanitizer yang cenderung mahal (23 persen) dan mengikuti orang lain yang tak menerapkan protokol kesehatan (21 persen).

Sejalan dengan temuan BPS ini, dr. Nadia Alaydrus mengatakan merasa imunitas tubuh lebih baik juga menjadi alasan kalangan pemuda tidak menerapkan protokol kesehatan.

Baca Juga: Nonton Film Seru Rekomendasi Ini, Untuk Peringati Hari Sumpah Pemuda

"Memang anak muda masih banyak yang tidak menerapkan protokol kesehatan itu karena merasa imunitas lebih baik sehingga tidak mudah tertular," katanya.

Nadia tak menampik pada rasa jenuh dan ingin kembali ke masa normal sebelum pandemi dirasakan sebagian masyarakat termasuk kalangan muda, sehingga menjadi alasan mereka untuk enggan mematuhi protokol kesehatan.

Penasihat senior Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr. Bruce Aylward mengingatkan bahwa Covid-19 salah satu penyakit paling serius yang akan dihadapi dalam hidup dan bisa dialami siapa saja termasuk kaum muda.

Baca Juga: Negara Kini Tak Bisa Toleransi Kebebasan Berpendapat, Janji Reformasi Adalah Demokrasi

Ia menegaskan, walaupun risiko komplikasi parah atau kematian jauh lebih tinggi pada orang berusia lebih tua dan mereka yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid, Covid-19 lebih berbahaya bagi kaum muda daripada yang disadari banyak orang.

Merujuk pada fakta tidak ada satu orangpun bisa kebal terhadap Covid-19, para pakar kesehatan merekomendasikan tindakan pencegahan, yang mencakup 3M, menjadi suatu keharusan agar tak terkena penyakit tersebut.***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x